Demo di Jakarta
Sahroni, Eko, Nafa, Uya Kuya hanya Dinonaktifkan, Formappi: Parpol Tak Berani Akui Kesalahan Kader
Formappi nilai parpol tidak berani mengakui kesalahan para kadernya karena Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Nafa Urbach dan Uya Kuya hanya dinonaktifkan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyoroti soal anggota DPR yang memicu kemarahan publik hanya dinonaktifkan oleh masing-masing partai politiknya (parpol).
Diketahui, PAN menonaktifkan Eko Gendeo Purnomo alias Eko Patrio dan Surya Utama alias Uya Kuya, Nasdem menonaktifkan Nafa Urbach dan Ahmad Sahroni, serta Golkar menonaktifkan Adies Kadir.
Menurut Lucius Karus, penggunaan kata penonaktifan yang tidak dipakai UU MD3 untuk menyebutkan alasan yang bisa digunakan DPR untuk memproses penggantian anggota DPR (PAW) ini tidak bisa dibaca jika parpol memberikan sanksi kepada para kadernya.
"Nampaknya partai tak cukup berani untuk mengakui kesalahan yang telah dilakukan kader-kader mereka, yang memicu kemarahan publik," kata Lucius Karus dalam keterangannya, Senin (1/8/2025).
Pilihan kata nonaktif menggambarkan kegamangan parpol untuk memutuskan kader-kader itu tak pantas dipertahankan karena kesalahan yang telah mereka lakukan.
Sehingga, kata Lucius, penonaktifan anggota DPR yang bermasalah dalam pernyataan dan sikapnya itu hanya sebuah strategi untuk menenangkan publik sementara waktu sembari melihat perkembangan selanjutnya untuk memastikan sanksi terhadap kader-kader.
Baca juga: Keberadaan Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Nafa Urbach dan Sri Mulyani saat Rumahnya Dijarah
"Parpol nampak tak merasa kader-kader mereka itu tak cukup alasan untuk diberhentikan sesuai dengan tuntutan sebagian orang belakangan ini," ucapnya.
Pasalnya, meski sudah dinonaktifkan, mereka saat ini masih tetap sebagai anggota DPR dan masih berhak atas hak dan tunjangan sebagai anggota, namun mereka tak perlu bekerja sebagai anggota DPR seperti biasanya.
"Ini bisa jadi masalah berikutnya. Ketika partai membuat keputusan yang ragu-ragu dengan menggunakan istilah non aktif, maka tunjangan yang jadi akar masalah munculnya aksi massa, masih akan diterima oleh kader-kader nonaktif ini," ungkapnya.
"Jadinya serba tanggung. Harusnya partai tegas saja sih agar tak ada lagi diskusi setelah ini yang memungkinkan situasi menjadi tidak kondusif lagi. Memang untuk sampai pada ketegasan itu, parpol harus bisa merasakan kesalahan yang dilakukan kader-kader mereka," sambungnya.
Menurut Lucius, jika parpol tidak merasa bersalah atas apa yang dilakukan kadernya, maka istilah nonaktif hanya berarti jeda waktu untuk menenangkan massa di satu sisi, dan disisi lain untuk mempersiapkan kembalinya kader-kader itu jika publik sudah tenang kembali.
Nasib Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Uya Kuya, dan Eko Patrio
Berikut adalah rangkuman nasib terkini dari Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Uya Kuya, dan Eko Patrio yang semuanya mengalami gejolak politik dan sosial besar pada tahun 2025:
Ahmad Sahroni
Dinonaktifkan dari DPR RI oleh Partai NasDem per 1 September 2025 karena pernyataan kontroversial yang dianggap menyinggung rakyat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.