Demo di Jakarta
Sebelum Menjarah Rumah Ahmad Sahroni, Massa Rusak Kamera CCTV, Bongkar Brankas di Depan Minimarket
Ratusan lebih orang memadati kediaman Ahmad Sahroni dan menjarah barang-barang yang ada di dalamnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi penjarahan di rumah Anggota DPR RI nonaktif Ahmad Sahroni berlangsung, pada Sabtu (30/8/2025) lalu.
Ratusan lebih orang memadati kediaman Ahmad Sahroni dan menjarah barang-barang yang ada di dalamnya.
Baca juga: Sosok Ibu-ibu Lansia Pelaku Penjarahan yang Dimaafkan Uya Kuya, Tukang Parkir, Ketahuan Ambil AC
Penjarahan adalah tindakan mengambil barang milik orang lain secara paksa dan terang-terangan, biasanya dilakukan secara berkelompok dalam situasi kacau atau darurat, seperti kerusuhan, bencana alam, atau konflik sosial.
Meski demikian, ada juga beberapa orang di sekitar lokasi yang hanya ingin menyaksikan peristiwa tersebut.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Penjarahan Rumah Menkeu Sri Mulyani dan Langsung Ditetapkan Tersangka
Satu di antaranya, seorang pegawai minimarket di dekat rumah Ahmad Sahroni, Erlita (22), yang menceritakan terjadinya insiden perusakan kamera CCTV milik minimarket tempat dia bekerja oleh massa.
CCTV (Closed-Circuit Television) adalah sistem kamera pengawas yang digunakan untuk merekam dan memantau aktivitas di area tertentu, baik secara langsung maupun melalui rekaman video.
Erlita mengatakan, sekitar pukul 15.30 WIB dia baru datang ke minimarket tempat dia bekerja. Hari itu, ia masuk di shift 2.
Kemudian, katanya, semakin sore, semakin banyak orang-orang yang datang ke sekitar kawasan rumah Sahroni.
Melihat kondisi tersebut, Erlita mengatakan, dia bersama para pegawai lainnya menutup minimarket itu.
Hal itu dilakukan atas izin dari pihak atasannya yang telah membolehkan toko minimarket tersebut ditutup sementara untuk menghindari potensi terjadinya kekacauan.
"Jam 17.00 kita udah enggak bisa bergerak. Kita enggak bisa ke mana-mana," kata Erlita, saat ditemui Tribunnews.com, Rabu (3/9/2025).
Di depan pintu masuk minimarket yang berbahan kaca terdapat rolling door yang ditutup sepenuhnya oleh para pegawai.
Minimarket adalah bentuk toko ritel modern yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari dalam jumlah terbatas, dengan ukuran toko yang lebih kecil dibandingkan supermarket atau hypermarket.
Erlita dan beberapa rekan kerjanya yang berdiri tepat di depan rolling door tak bisa ke mana-mana karena persis di depannya terdapat area parkir motor minimarket yang sudah dipadati kendaraan-kendaraan roda dua milik pegawai dan beberapa orang bagian dari massa.
Beberapa waktu kemudian, kata Erlita, tampak beberapa orang penjarah membawa sebuah brankas besar yang mereka ambil dari rumah Sahroni.
Baca juga: Diduga Ada Provokator Penjarahan Rumah Uya Kuya, Pelaku Masih Diburu Polisi
Brankas adalah kotak atau lemari besi yang dirancang khusus untuk menyimpan barang-barang berharga seperti uang, perhiasan, dokumen penting, dan lainnya.
Para penjarah itu, kata Erlita, berhenti persis di depan area parkir minimarket. Di lokasi tersebut mereka berupaya membobol brankas milik Sahroni.
Menurutnya, para penjarah baru berhasil membobol brangkas tersebut sekitar pukul 21.00 WIB.
"Ada massa yang bawa brankas yang paling besar, warna hitam atau hijau, saya enggak ngerti, itu pas berhenti di area parkir kita. Ditarik-tarik ke sini," jelasnya.
"Udah enggak kondusif. Dari jarak saya ke massa yang membobol itu kan kelihatan kan. Mereka berhasil membuka, berhasil. Jam 17.00 sampai 21.00 malam baru bobolnya (brankas)," sambungnya.
Namun, Erlita mengatakan, di sela-sela proses pembobolan brankas tersebut, ada momen para penjarah merusak kamera CCTV minimarket.
Kata Erlita, hal itu diduga dilakukan agar identitas mereka tak terekam kamera yang terpasang di langit-langit sudut kanan bangunan minimarket.
"CCTV kalau yang di luar cuma satu (unit). Kalau di dalam ada beberapa. Yang dirusak hanya itu aja, CCTV yang di luar," kata Erlita.
Para penjarah, menurutnya, meminta para warga yang saat itu berada di lokasi untuk mematikan kamera mereka dan melarang awak media meliput. Tak terkecuali kamera CCTV yang mereka rusak.
Ia menjelaskan, beberapa orang naik ke atas motor-motor yang terparkir untuk bisa menggapai kamera CCTV tersebut.
Padahal, katanya, para pegawai minimarket sudah berupaya menutupi keberadaan CCTV tersebut dengan menutupnya menggunakan plastik.
"Waktu itu kita sempat, namanya mau video, katanya 'kamera, kamera'. Terus salah satu massa melihat ke arah CCTV kita itu kan kalau udah lama dan ada orang dia menyala, ada cahayanya. Ada salah satu orang dari massa naik motor, terus dicabut akhirnya, ditarik," ungkapnya.
"Caranya, mereka, kan di depan rolling door kita udah penuh sama motor-motor karyawan, kebanyakan motornya massa. Mereka naik dari motor ke motor kemudian cabut CCTV," tambahnya.
Tak hanya merusak kamera CCTV minimarket, Erlita menyebut, para penjarah juga mencoret-coret dinding di area parkir menggunakan cat semprot atau pylox.
"Sempat kan tembok juga dicoret-coret tulisan," pungkasnya.
Penjarahan Rumah Sahroni
Dalam insiden penjarahan, sejumlah barang mewah dilaporkan hilang.
Di antaranya jam tangan Richard Mille RM 40-01 McLaren Speedtail senilai Rp11,7 miliar, tas Hermes dan Louis Vuitton, piano besar, hingga action figure Iron Man dan Spider-Man seukuran manusia.
Barang pribadi seperti ijazah, sertifikat tanah, dan SKCK juga ikut diambil.
Selain itu, figurine F1, TV, Macbook, sepatu Air Jordan, PS5, brankas, dan kulkas turut dijarah.
Saat kejadian, Sahroni tidak berada di rumah.
Demo di Jakarta
Istri Gus Dur dan Sejumlah Tokoh GNB Jenguk Para Aktivis yang Ditahan di Polda Metro Jaya |
---|
Jadwal Demo Jakarta 23 September 2025: 3 Titik Aksi di Jakpus, 5.684 Personel Gabungan Siaga |
---|
Polda Metro Periksa Kuasa Hukum Delpedro Marhaen Terkait Dugaan Penghasutan Demo Berujung Ricuh |
---|
PPATK Serahkan Hasil Analisis Aliran Dana Terkait Demo Ricuh di Jakarta Kepada Polda Metro Jaya |
---|
Ada Demo Buruh di DPR, Ini Cara Polisi Antisipasi Agar Tak Disusupi Perusuh |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.