Minggu, 5 Oktober 2025

5 Populer Internasional: Putin Balas Ejekan Macan Kertas - Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla

Rangkuman berita populer internasional 4 Oktober 2025, di antaranya konvoi kapal bantuan ke Gaza yang dicegat oleh militer Israel.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube Guardian News; Tangkapan layar YouTube Hindustan Times; RNTV/TangkapLayar; Facebook The White House
BERITA POPULER INTERNASIONAL - Kolase foto: Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjadi pembicara di Valdai Discussion Club di Sochi, Kamis (2/10/2025); Protes massal meletus di seluruh dunia setelah Israel mencegat armada bantuan Gaza; ilustrasi kapal yang sedang menuju Gaza dihasilkan oleh AI; Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam postingan yang diunggah pada Jumat (20/6/2025). Inilah berita populer internasional pada 4 Oktober 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer internasional dimulai dari balasan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang ejekan "macan kertas" yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump.

Sementara itu, konvoi kapal bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla, dicegat oleh pasukan Israel.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Putin Balas Ejekan Trump: Kalau Rusia Macan Kertas, Lalu NATO Apa?

Presiden Rusia Vladimir Putin membalas ejekan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Rusia sebagai “macan kertas”.

Dilansir Reuters, Putin menyiratkan bahwa mungkin justru NATO-lah yang pantas disebut “macan kertas”.

Menurut LanGeek Dictionary, “macan kertas” adalah istilah untuk seseorang atau sesuatu yang terlihat menakutkan, berbahaya, atau kuat, padahal sebenarnya tidak.

RUSIA VS NATO - Tangkap layar YouTube Guardian News, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjadi pembicara di Valdai Discussion Club di Sochi, Kamis (2/10/2025). Putin membalik ejekan 'macan kertas' yang diucapkan Donald Trump untuk Rusia.
RUSIA VS NATO - Tangkap layar YouTube Guardian News, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjadi pembicara di Valdai Discussion Club di Sochi, Kamis (2/10/2025). Putin membalik ejekan 'macan kertas' yang diucapkan Donald Trump untuk Rusia. (Tangkap layar YouTube Guardian News)

Putin juga memperingatkan Amerika Serikat bahwa jika mereka memasok rudal Tomahawk ke Ukraina, hal itu akan memicu eskalasi baru yang berbahaya.

Saat berbicara di forum Valdai Discussion Club di resor Laut Hitam, Sochi, Kamis (2/10/2025), Putin mengatakan pasukan Rusia terus bergerak maju di sepanjang garis depan di Ukraina.

“Hampir seluruh aliansi NATO yang dipimpin AS kini berperang melawan Rusia,” tambahnya.

Trump, yang sebelumnya menyatakan Ukraina sebaiknya menyerahkan sebagian wilayahnya untuk berdamai dengan Rusia, pekan lalu mengubah retorikanya secara drastis. Ia yakin Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayahnya, sambil menyebut Rusia sebagai “macan kertas”.

“Macan kertas? Lalu apa selanjutnya? Hadapi macan kertas ini,” kata Putin.

“Nah, jika kita berperang melawan seluruh blok NATO, kita tetap bergerak maju dan percaya diri, dan kita disebut ‘macan kertas’, lalu NATO sendiri itu apa?”

BACA SELENGKAPNYA >>>

Baca juga: Diejek Vladimir Putin Soal Serangan Drone Rusia, Negara NATO: Ini Perang!

2. Eropa Bergejolak, Gelombang Protes Meletus usai Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla ke Gaza

Gelombang protes meletus di berbagai penjuru Eropa, pada Kamis (2/10/2025), sebagai bentuk kemarahan atas tindakan militer Israel yang mencegat armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah menuju Gaza.

Unjuk rasa pecah di Barcelona hingga Berlin, dari Roma hingga Dublibm, bahkan meluas ke kota-kota di luar Eropa seperti Karachi dan Mexico City.

Aksi-aksi solidaritas pro-Palestina ini diwarnai dengan blokade lalu lintas, pendudukan universitas, serta pemogokan umum yang menyerukan keadilan kemanusiaan bagi warga Gaza.

Pada Rabu (2/10/2025), malam, waktu setempat, angkatan laut Israel mencegat sekitar 40 kapal GSF yang berlayar di perairan Internasional sekitar 70 mil dari pantai Gaza, dikutip dari BBC.

Kapal-kapal tersebut, membawa lebih dari 500 penumpang, termasuk aktivis, anggota parlemen, pengacara, serta aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

Israel mengeklaim, armada tersebut mendekati 'zona pertempuran aktif' dan melanggar blokade laut yang menurut mereka sah.

Namun, pihak penyelenggara GSF menyebut tindakan Israel sebagai 'ilegal dan putus asa' dan menegaskan bahwa armada tersebut berada di wilayah Internasional dan menjalankan misi damai untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Protes Besar-besaran di Eropa

Penahan tersebut menjadi titik api baru bagi solidaritas global terhadap Gaza.

Di Barcelona, demonstran memecahkan jendela dan menyemprotkan slogan-slogan pro-Palestina di gerai-gerai besar seperti Starbucks, Burger King, dan Carrefour, yang dituduh mendukung agresi Israel.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Pemerintah Amerika Serikat Resmi Alami Government Shutdown, Apa Artinya?

Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengalami government shutdown pada Rabu (1/10/2025).

Kondisi ini terjadi setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran federal.

Kegagalan muncul karena perbedaan tajam antara Partai Demokrat dan Partai Republik dalam menyetujui prioritas belanja negara.

Dikutip dari BBC, tanpa anggaran, banyak lembaga pemerintah tidak lagi memiliki dana untuk beroperasi.

Baca juga: Batas Waktu Trump untuk Tunggu Jawaban Hamas Sudah Dekat, AS Ogah Negosiasi Lagi

Akibatnya, sejumlah aktivitas harus dihentikan sementara.

Apa Itu Government Shutdown?

Government shutdown adalah kondisi ketika pemerintah federal tidak bisa melanjutkan operasional.

Hal ini terjadi karena dana belum disetujui oleh Kongres dan Presiden.

Menurut penjelasan CNN, undang-undang federal melarang pengeluaran tanpa persetujuan anggaran resmi.

Akibatnya, pegawai pemerintah non-esensial dirumahkan (furlough).

Sementara itu, pegawai esensial tetap bekerja tanpa menerima gaji sampai dana kembali tersedia.

Dampak Langsung

1. Pegawai Federal Tanpa Gaji

Sekitar 4 juta pegawai federal terdampak.

Dari jumlah itu, 2 juta di antaranya tetap bekerja di sektor esensial, seperti militer, pengatur lalu lintas udara, dan petugas keamanan bandara.

Mereka tidak akan menerima gaji sampai Kongres menyetujui anggaran baru.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. 53 Warga Palestina Tewas, Israel Ultimatum Warga Gaza: Kesempatan Terakhir untuk Pergi

Setidaknya 53 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Gaza sejak Kamis (2/10/2025) dini hari.

Militer Israel mengeluarkan ultimatum keras kepada puluhan ribu warga yang masih bertahan di Kota Gaza, menyebut itu adalah "kesempatan terakhir" mereka untuk pergi atau menghadapi "kekuatan penuh" serangan.

Baca juga: Warga Palestina Diperintahkan Israel Tinggalkan Gaza, PBB: Gagasan Zona Aman Itu Menggelikan

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan di platform X, siapa pun yang bertahan di Kota Gaza akan dianggap sebagai "teroris dan pendukung teror".

Ancaman ini memicu kekhawatiran akan terjadinya pembantaian massal.

Al Jazeera melaporkan, pasukan Israel tidak hanya memerintahkan warga untuk pergi, tetapi juga menyerang jalur evakuasi di sepanjang Jalan al-Rashid menggunakan tank, drone, dan helikopter.

Hal itu menimbulkan kepanikan besar di antara warga sipil.

Korban jiwa terus bertambah. Setidaknya 10 orang tewas di Kota Gaza, termasuk 13 pencari bantuan di Gaza selatan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip Al Jazeera, total korban tewas akibat kelaparan dan serangan saat mencari bantuan kini mendekati 2.600 orang, dengan hampir 19.000 lainnya terluka.

Secara keseluruhan, jumlah korban sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 66.000 tewas dan 168.000 luka-luka.

Setelah Israel melanggar gencatan senjata pada Maret lalu, angka korban tambahan mencapai lebih dari 13.000 jiwa.

Di tengah meningkatnya serangan, sejumlah lembaga internasional mengkritik langkah Israel.

BACA SELENGKAPNYA >>>

5. Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla, Muhammad Husein: Perjuangan Tetap Sampai Palestina Merdeka

Koordinator Indonesia Global Peace Convoy, Muhammad Husein Gaza mengabarkan berhentinya pelayaran armada kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza imbas adanya penyerangan oleh Israel.

Global Sumud Flotilla adalah kapal kemanusiaan yang berasal lebih dari 40 negara dan berlayar menuju Gaza untuk menyalurkan bantuan bagi warga Palestina

Husein adalah salah satu WNI yang ikut dalam kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang berlayar menuju Gaza tersebut.

Menurut Husein, ia beserta penumpang kapal lainnya berhasil menyelamatkan diri dari pembajakan Israel.

Saat ini mereka berada di Pelabuhan Larnaca, Siprus, sebuah negara pulau yang berada di Asia Barat, tepatnya di Laut Mediterania bagian timur.

"Setibanya di Pelabuhan Larnaca, Siprus, para penumpang Kapal Summertime Jong, Kapal Observer yang berhasil menyelamatkan diri dari upaya pembajakan oleh Israel," kata Husein pada Kamis (3/10/2025) malam, waktu setempat, dilansir Kompas TV.

Lebih lanjut Husein menyebut, kini setelah adanya pembajakan dari Israel, para aktivis yang membersamainya selama satu bulan itu mulai berpencar.

Sebagian dari mereka bisa mendapatkan akses untuk keluar kapal dan memasuki wilayah daratan Siprus berkat privilege bebas visa yang mereka miliki.

Sementara Husein dan beberapa aktivis lainnya yang tak memiliki privilege bebas visa harus tetap berada di kapal sambil menunggu pengurusan kepulangannya ke Indonesia oleh Kedubes RI di Roma.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved