Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Eropa Bergejolak, Gelombang Protes Meletus usai Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla ke Gaza

Gelombang protes meletus di Eropa , sebagai bentuk kemarahan atas tindakan militer Israel yang mencegat armada Global Sumud Flotilla.

Tangkapan layar YouTube Hindustan Times
PROTES MASSAL DI EROPA - Tangkapan layar YouTube Hindustan Times, pada Jumat (3/10/2025). Protes massal meletus di seluruh dunia setelah Israel mencegat armada bantuan Gaza, dengan demonstrasi menyebar di Italia, Prancis, Jerman, Spanyol, Yunani, Turki, Argentina, dan seterusnya pada Selasa (1/10/2025) dan Rabu (2/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Gelombang protes meletus di berbagai penjuru Eropa, pada Kamis (2/10/2025), sebagai bentuk kemarahan atas tindakan militer Israel yang mencegat armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah menuju Gaza.

Unjuk rasa pecah di Barcelona hingga Berlin, dari Roma hingga Dublibm, bahkan meluas ke kota-kota di luar Eropa seperti Karachi dan Mexico City.

Aksi-aksi solidaritas pro-Palestina ini diwarnai dengan blokade lalu lintas, pendudukan universitas, serta pemogokan umum yang menyerukan keadilan kemanusiaan bagi warga Gaza.

Pada Rabu (2/10/2025), malam, waktu setempat, angkatan laut Israel mencegat sekitar 40 kapal GSF yang berlayar di perairan Internasional sekitar 70 mil dari pantai Gaza, dikutip dari BBC.

Kapal-kapal tersebut membawa lebih dari 500 penumpang, termasuk aktivis, anggota parlemen, pengacara, serta aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

Israel mengklaim armada tersebut mendekati 'zona pertempuran aktif' dan melanggar blokade laut yang menurut mereka sah.

Namun, pihak penyelenggara GSF menyebut tindakan Israel sebagai 'ilegal dan putus asa' dan menegaskan bahwa armada tersebut berada di wilayah Internasional dan menjalankan misi damai untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Protes Besar-besaran di Eropa

Penahan tersebut menjadi titik api baru bagi solidaritas global terhadap Gaza.

Di Barcelona, demonstran memecahkan jendela dan menyemprotkan slogan-slogan pro-Palestina di gerai-gerai besar seperti Starbucks, Burger King, dan Carrefour, yang dituduh mendukung agresi Israel.

“Protes-protes ini adalah satu-satunya hal yang bisa kami lakukan,” ujar Akram Azahomaras, salah satu demonstran, dikutip dari The New Arab.

Baca juga: Tersisa 1 Kapal Global Sumud Flotilla yang Belum Dicegat Israel, Masih Berlayar ke Gaza

Namun, ia juga menyayangkan tindakan vandalisme.

“Kita perlu melakukannya dengan damai, dengan kata-kata, bukan dengan perusakan," tambahnya.

Di Italia, mahasiswa menduduki kampus-kampus ternama seperti Statale di Milan dan La Sapienza di Roma. 

Di Bologna, ban-ban mobil digunakan untuk memblokir akses ke universitas. 

Serikat pekerja Italia mengorganisasi lebih dari 100 pawai dan menyerukan pemogokan umum nasional mendukung armada bantuan ke Gaza.

Di Roma, para tenaga medis menggelar flash mob dengan menyalakan lampu ponsel dan membaca nama 1.677 tenaga kesehatan yang tewas dalam perang Gaza.

Kemarahan Global Kian Meluas

Demonstrasi serupa juga terjadi di Paris, Berlin, Jenewa, dan Istanbul, tempat ribuan orang berkumpul di depan kedutaan Israel dengan spanduk bertuliskan, “Israel membantai umat manusia, bukan Gaza. Jangan diam, berdirilah.”

Koalisi penyelenggara GSF mengonfirmasi bahwa upaya baru akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang untuk menembus blokade laut, kali ini diorganisir oleh Koalisi Armada Kebebasan yang pernah meluncurkan misi serupa di masa lalu.

Baca juga: Presiden Prabowo Diminta Segera Ambil Langkah Konkret Usai Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla

Israel telah melancarkan agresi besar-besaran di Gaza sejak Oktober 2023.

Otoritas Palestina menyebutkan lebih dari 66.000 warga Gaza telah tewas, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.

PBB telah menyatakan terjadi kelaparan di Gaza dan menyalahkan blokade Israel sebagai penyebab utama. 

Volker Türk, Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, menyerukan Israel untuk mencabut blokade dan memfasilitasi jalur bantuan tanpa hambatan. 

Namun, Israel tetap bersikukuh mengklaim bahwa pembatasan diperlukan untuk mencegah pasokan jatuh ke tangan Hamas.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Global Sumud Flotilla dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved