Konflik Palestina Vs Israel
Israel Bajak Kapal Global Sumud Flotilla, IGPC Minta Indonesia Beri Tekanan Politik dan Diplomatik
Puluhan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) dibajak Angkatan Laut Israel
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla (GSF) dibajak Angkatan Laut Israel di perairan internasional Laut Mediterania pada Rabu 1 Oktober 2025, waktu setempat.
Ratusan aktivis dari 44 negara juga dilaporkan diculik oleh tentara zionis dalam insiden ini.
Global Peace Convoy Indonesia (IGPC), lembaga kemanusiaan yang terafiliasi GSF, meminta pemerintah Indonesia dan semua negara bisa memberi tekanan politik dan diplomatik terhadap Israel.
“IGPC mengimbau pemerintah Indonesia dan semua negara untuk memberikan tekanan politik dan diplomatik terhadap Israel,” kata Ketua Koordinator IGPC Muhammad Husein, Jumat (3/10/2025).
IGPC menyebut tindakan Israel ini jadi pelanggaran serius nyata atas hukum internasional.
Baca juga: DPR Kecam Israel yang Halangi Armada Kemanusiaan Sumud Global Flotilla: Pelanggaran Serius
Selain karena tindakan tentara Israel berada di kawasan laut internasional, misi GSF ini merupakan inisiatif damai tanpa kekerasan untuk tujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang alami genosida.
“Tindakan pengadangan, perampasan kapal, dan penculikan aktivis internasional oleh militer Israel merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan hukum laut internasional,” katanya.
Husein menegaskan bahwa perjuangan kemanusiaan tidak boleh dibungkam dengan kekerasan.
Baca juga: Israel Cegat Kapal Global Sumud Flotilla, Muhammad Husein: Perjuangan Tetap Sampai Palestina Merdeka
Dunia internasional juga wajib bertindak untuk menyetop kejahatan perang yang dilakukan Israel.
IGPC menuntut pengakhiran blokade kemanusiaan terhadap Gaza dan penarikan seluruh pasukan Israel dari tanah Palestina.
Mereka juga mendesak Israel membebaskan semua aktivis yang diculik tanpa syarat dan menarik mundur kapal-kapal perang dari jalur konvoi GSF.
“Perjuangan kemanusiaan tidak boleh dibungkam dengan kekerasan,” katanya.
Adapun Husein sendiri jadi satu di antara WNI yang ikut dalam misi GSF.
Ia tidak ditahan oleh Israel.
Dirinya tengah berada di atas kapal yang mengarah ke Siprus, negara berjarak 113 kilometer sebelah selatan Turki.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memberikan perlindungan bagi Husein dan para WNI dengan menerjunkan petugas di Siprus untuk mengasistensi bantuan jika diperlukan.
“KBRI Roma yang memiliki wilayah kerja di Cyprus telah menerjunkan petugas di Cyprus untuk memberikan bantuan yang diperlukan,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, Jumat (3/10/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.