Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Balas Ejekan Trump: Kalau Rusia Macan Kertas, Lalu NATO Apa?

Presiden Rusia Vladimir Putin membalik ejekan 'macan kertas' yang diucapkan Donald Trump untuk Rusia.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Endra Kurniawan
Tangkap layar YouTube Guardian News
RUSIA VS NATO - Tangkap layar YouTube Guardian News, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjadi pembicara di Valdai Discussion Club di Sochi, Kamis (2/10/2025). Putin membalik ejekan 'macan kertas' yang diucapkan Donald Trump untuk Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin membalas ejekan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut Rusia sebagai “macan kertas”.

Dilansir Reuters, Putin menyiratkan bahwa mungkin justru NATO-lah yang pantas disebut “macan kertas”.

Menurut LanGeek Dictionary, “macan kertas” adalah istilah untuk seseorang atau sesuatu yang terlihat menakutkan, berbahaya, atau kuat, padahal sebenarnya tidak.

Putin juga memperingatkan Amerika Serikat bahwa jika mereka memasok rudal Tomahawk ke Ukraina, hal itu akan memicu eskalasi baru yang berbahaya.

Saat berbicara di forum Valdai Discussion Club di resor Laut Hitam, Sochi, Kamis (2/10/2025), Putin mengatakan pasukan Rusia terus bergerak maju di sepanjang garis depan di Ukraina.

“Hampir seluruh aliansi NATO yang dipimpin AS kini berperang melawan Rusia,” tambahnya.

Trump, yang sebelumnya menyatakan Ukraina sebaiknya menyerahkan sebagian wilayahnya untuk berdamai dengan Rusia, pekan lalu mengubah retorikanya secara drastis. Ia yakin Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayahnya, sambil menyebut Rusia sebagai “macan kertas”.

“Macan kertas? Lalu apa selanjutnya? Hadapi macan kertas ini,” kata Putin.

“Nah, jika kita berperang melawan seluruh blok NATO, kita tetap bergerak maju dan percaya diri, dan kita disebut ‘macan kertas’, lalu NATO sendiri itu apa?”

Putin juga menyindir klaim Eropa bahwa pesawat nirawak Rusia telah melanggar wilayah udara NATO.

Baca juga: Rusia Tolak Klaim Trump soal Macan Kertas, Tegaskan Perang Akan Berlanjut

Ia berkelakar bahwa Rusia berjanji tidak akan melakukannya lagi di Denmark, dan menegaskan tidak memiliki drone yang bisa terbang sejauh Lisbon.

Otoritas Eropa menuduh Rusia melakukan pelanggaran terang-terangan, termasuk serangan drone baru-baru ini di atas Polandia serta penerbangan jet tempur di atas Estonia.

Namun, Putin berbicara lebih serius soal kemungkinan AS memasok rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina.

Ia menegaskan langkah itu akan memicu gelombang eskalasi baru yang berbahaya.

“Tidak mungkin menggunakan Tomahawk tanpa partisipasi langsung personel militer Amerika,” ujar Putin.

“Ini akan menjadi tahap eskalasi yang benar-benar baru, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat.”

Pengiriman Tomahawk Tidak Memungkinkan

Sementara itu, keinginan pemerintahan Trump untuk mengirim rudal jarak jauh Tomahawk ke Ukraina dinilai tidak realistis.

Sebab, persediaan senjata tersebut saat ini dialokasikan untuk Angkatan Laut AS dan kebutuhan militer lainnya, menurut seorang pejabat AS dan tiga sumber, seperti yang dilaporkan Reuters.

Minggu (28/9/2025) lalu, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan bahwa Washington tengah mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk memperoleh rudal jarak jauh Tomahawk, yang mampu menimbulkan kekacauan di Rusia, termasuk hingga ke Moskow. 

Namun, seorang pejabat AS serta sumber lain yang memahami pelatihan dan pasokan rudal Tomahawk mempertanyakan kelayakan penyediaan rudal jelajah dengan jangkauan 2.500 kilometer tersebut.

Pejabat itu menyarankan agar opsi senjata jarak pendek lainnya saja yang dipasok ke Kyiv. 

Pejabat itu juga menambahkan bahwa AS mungkin akan mempertimbangkan untuk mengizinkan sekutu Eropa membeli senjata jarak jauh lain dan kemudian memasoknya ke Ukraina, tetapi pengiriman Tomahawk sendiri tampaknya kecil kemungkinan terjadi.

Apa Itu Rudal Tomahawk?

RUDAL TOMHAWK - Kapal perusak berpeluru kendali USS Chafee (DDG 90) meluncurkan Tomahawk Blok V, varian terbaru senjata tersebut, selama latihan rudal tiga hari, 30 November 2020.
RUDAL TOMAHAWK - Kapal perusak berpeluru kendali USS Chafee (DDG 90) meluncurkan Tomahawk Blok V, varian terbaru senjata tersebut, selama latihan rudal tiga hari, 30 November 2020. (US Navy)

Dilansir Al Jazeera, Tomahawk adalah rudal jelajah subsonik jarak jauh yang dapat diluncurkan dari kapal perang, kapal selam, maupun peluncur darat.

Senjata ini dirancang untuk melakukan serangan mendalam ke wilayah musuh dengan jangkauan 1.250 hingga 2.500 kilometer.

Sebagai informasi, jarak antara ibu kota Ukraina, Kyiv ke ibu kota Rusia, Moskow sekitar 758 km jika ditarik garis lurus.

Maka menyerang Moskow dengan rudal tersebut, sangat memungkinkan.

Rudal Tomahawk juga dilengkapi hulu ledak berdaya ledak tinggi, khusus dibuat untuk menghancurkan target yang diperkuat, seperti bunker militer.

Baca juga: AS Akan Berikan Info Intelijen ke Ukraina Buat Serangan Rudal Tomahawk ke Jantung Rusia

Meski berkecepatan subsonik, Tomahawk mampu menghindari deteksi radar karena terbang rendah sambil mempertahankan kecepatan tinggi dan stabil.

Angkatan Laut Amerika Serikat telah mengoperasikan Tomahawk sejak era 1970-an.

Saat ini, rudal tersebut diproduksi sepenuhnya oleh perusahaan pertahanan AS, RTX (Raytheon Technologies).

Ukraina sudah lama meminta rudal jarak jauh yang kuat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Namun, sebagian besar sekutu Baratnya di NATO enggan menyetujuinya karena khawatir langkah itu akan memicu konflik yang lebih besar.

Seiring waktu, sikap beberapa negara mulai melunak.

Mereka memberi Ukraina lebih banyak kebebasan dalam menggunakan senjata yang telah disuplai.

Menjelang akhir masa jabatannya pada November lalu, mantan Presiden AS Joe Biden melonggarkan pembatasan penggunaan rudal Amerika, sebagian karena Donald Trump menyatakan tidak akan lagi mendukung Ukraina dalam kampanye kepresidenannya.

Pada Mei 2023, Inggris mulai mengirimkan Storm Shadow (atau SCALP dalam bahasa Prancis), rudal jarak jauh buatan Inggris-Prancis seberat 1.300 kg dengan jangkauan sekitar 250 km.

Kemudian pada Agustus 2024, Inggris mengizinkan Ukraina menggunakannya secara langsung melawan Rusia.

Pada April 2024, AS juga mengirimkan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), yakni rudal darat-ke-darat jarak jauh dengan jangkauan hingga 300 km.

Namun, baik Storm Shadow maupun ATACMS memiliki jangkauan dan daya ledak yang terbatas dibandingkan Tomahawk.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved