Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

40 Ribu Prajurit Cadangan Israel Mau Serbu Kota Gaza, Jenderal IDF Akui Tentaranya Kewalahan

Eyal Zamir menyebut serangan terhadap Kota Gaza akan membahayakan para tawanan dan semakin membebani tentara IDF yang sudah kewalahan

(Tangkap layar Palestine Chronicle)
PASUKAN ISRAEL TEWAS - Tentara Israel terus bertumbangan di Gaza, dibunuh pejuang Palestina. Termasuk operasi perlawanan besar-besaran di Beit Hanoun. (Tangkap layar Palestine Chronicle) 

40 Ribu Prajurit Cadangan Israel Mau Serbu Kota Gaza, Jenderal IDF Akui Tentaranya Kewalahan

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu prajurit cadangan Israel melapor siap tugas pada hari Selasa (2/9/2025) saat militer Israel (IDF) bersiap untuk serangan baru guna merebut Kota Gaza.

Hal ini dilaporkan memperdalam ketegangan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan komandan tertinggi Israel, Jenderal Eyal Zamir.

Radio Angkatan Darat 'Israel' melaporkan 40.000 tentara cadangan dikerahkan sebagai bagian dari perluasan operasi.

Baca juga: Penyergapan Fatal IDF di Zaytoun: Bagaimana Hamas Tetap Menyala di Gaza Setelah Dua Tahun Perang?

Kabinet keamanan, yang diketuai oleh Netanyahu, menyetujui rencana tersebut bulan lalu untuk memasuki Kota Gaza.

Israel mengklaim saat ini menguasai sekitar 75 persen Jalur Gaza

Ketegangan Kabinet, IDF Kewalahan

Rapat kabinet pada Minggu malam mengungkap perpecahan yang mendalam. Para menteri mendesak Netanyahu untuk mempercepat serangan, sementara Zamir diduga mendesak mereka untuk mengupayakan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Ia memperingatkan bahwa serangan terhadap Kota Gaza akan membahayakan para tawanan dan semakin membebani tentara IDF yang sudah kewalahan, menurut empat menteri dan dua pejabat militer yang hadir.

Zamir telah berulang kali berselisih dengan Netanyahu dan para menterinya.

Pada 20 Agustus, Netanyahu mengatakan ia telah memerintahkan percepatan waktu untuk merebut Kota Gaza, tetapi keesokan harinya para pejabat militer mengatakan operasi tersebut baru dapat dimulai dua bulan kemudian. Mereka menyebutkan risiko bagi para tawanan.

Survei menunjukkan banyak anggota cadangan tidak senang dengan rencana kabinet, beberapa secara terbuka menuduh pemerintah tidak memiliki strategi pascaperang yang jelas, tolok ukur kemenangan, atau pendekatan yang koheren untuk mengamankan pembebasan tawanan. 

ZAMIR DAN NETANYAHU - Foto diambil dari Facebook PM Israel, Sabtu (5/7/2025), memperlihatkan Kepala Staf IDF Eyal Zamir (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu (kanan) dalam pertemuan di markas milter Israel di Kirya, Tel Aviv pada 1 Juli 2025.
ZAMIR DAN NETANYAHU - Foto diambil dari Facebook PM Israel, Sabtu (5/7/2025), memperlihatkan Kepala Staf IDF Eyal Zamir (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu (kanan) dalam pertemuan di markas milter Israel di Kirya, Tel Aviv pada 1 Juli 2025. (Facebook PM Israel)

Sikap Eyal Zamir

Meskipun mengkritik kabinet, Zamir mengatakan kepada para prajurit cadangan di salah satu pangkalan pada Selasa bahwa tentara Israel sedang mempersiapkan "kemenangan yang menentukan" dan tidak akan menghentikan perang sampai kemenangan itu tercapai. 

"Kitasedang mempersiapkan kelanjutan perang; kami akan terus meningkatkan serangan dalam operasi kami, dan itulah mengapa kami memanggil Anda," ujarnya.

"Kita telah memulai operasi darat di Gaza, jangan salah. Kami telah memasuki tempat-tempat yang belum pernah kami masuki sebelumnya."

Dalam pertemuan hari Minggu, Zamir diduga memperingatkan para menteri bahwa merebut Kota Gaza dapat menyeret Israel untuk menguasai wilayah kantong tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved