Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

53 Warga Palestina Tewas, Israel Ultimatum Warga Gaza: Kesempatan Terakhir untuk Pergi

53 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza, sementara warga diberi ultimatum untuk segera mengungsi.

Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News
WARGA GAZA KELAPARAN - Tangkapan layar YouTube ABS-CBN News diambil pada Rabu (6/8/2025) memperlihatkan warga Palestina di Khan Yunis sedang berdesakan untuk mendapatkan bantuan makanan pada 4 Agustus 2025. 53 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza, sementara warga diberi ultimatum untuk segera mengungsi. 

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 53 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Gaza sejak Kamis (2/10/2025) dini hari.

Militer Israel mengeluarkan ultimatum keras kepada puluhan ribu warga yang masih bertahan di Kota Gaza, menyebut itu adalah "kesempatan terakhir" mereka untuk pergi atau menghadapi "kekuatan penuh" serangan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan di platform X, siapa pun yang bertahan di Kota Gaza akan dianggap sebagai "teroris dan pendukung teror".

Ancaman ini memicu kekhawatiran akan terjadinya pembantaian massal.

Al Jazeera melaporkan, pasukan Israel tidak hanya memerintahkan warga untuk pergi, tetapi juga menyerang jalur evakuasi di sepanjang Jalan al-Rashid menggunakan tank, drone, dan helikopter.

Hal itu menimbulkan kepanikan besar di antara warga sipil.

Korban jiwa terus bertambah. Setidaknya 10 orang tewas di Kota Gaza, termasuk 13 pencari bantuan di Gaza selatan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip Al Jazeera, total korban tewas akibat kelaparan dan serangan saat mencari bantuan kini mendekati 2.600 orang, dengan hampir 19.000 lainnya terluka.

Secara keseluruhan, jumlah korban sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 66.000 tewas dan 168.000 luka-luka.

Setelah Israel melanggar gencatan senjata pada Maret lalu, angka korban tambahan mencapai lebih dari 13.000 jiwa.

Di tengah meningkatnya serangan, sejumlah lembaga internasional mengkritik langkah Israel.

Baca juga: Kisah Pilu Perjuangan Wanda Hamidah ke Gaza, Diusir dari Kapal, Tidur di Jalanan, Paspor Hilang

Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengecam ultimatum Israel sebagai sinyal buruk yang menyasar warga sipil.

"Menyebut hampir 250.000 orang yang terjebak di Kota Gaza sebagai ‘teroris’ menyiratkan pembantaian besar-besaran yang direncanakan," ujarnya.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) juga mengumumkan penangguhan sementara operasi di Kota Gaza karena situasi yang memburuk.

Langkah itu mengikuti keputusan serupa yang sebelumnya diambil Doctors Without Borders (MSF).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved