Konflik Palestina Vs Israel
Delegasi Iran Dibatasi, Dilarang Belanja Grosir dan Barang Mewah Saat Sidang Umum PBB di New York
AS memberlakukan pembatasan ketat, melarang delegasi Iran mengakses toko grosir serta membeli barang-barang mewah selama mengahadiri di Sidang PBB
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberlakukan pembatasan ketat terhadap delegasi Iran yang hadir dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Aturan ini tidak hanya membatasi pergerakan para diplomat Iran, tetapi juga melarang mereka mengakses toko grosir serta membeli barang-barang mewah selama berada di wilayah Amerika.
Langkah tersebut disampaikan oleh Tommy Pigott, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Selasa (23/9/2025).
Dalam keterangan resminya yang dikutip dari Reuters, ia menegaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk “memaksimalkan tekanan” terhadap rezim ulama Iran.
Menurutnya, pemerintah Iran telah membiarkan para pejabat menikmati fasilitas mewah di luar negeri, sementara rakyatnya hidup dalam kondisi serba kekurangan.
“Rezim di Teheran menikmati belanja mewah di luar negeri, padahal rakyatnya menghadapi kemiskinan, infrastruktur yang hancur, dan krisis air serta listrik,” ujar Pigott dalam pernyataan resmi, Selasa (23/9).
Merespon larangan tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran hingga kini belum memberikan komentar resmi terkait kebijakan baru tersebut.
Sidang Umum PBB Dimulai, Delegasi Dunia Sampaikan Pidato
Adapun larangan itu dilontarkan AS di saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesi ke-80 resmi dibuka kemarin di markas besar PBB, Midtown Manhattan, New York.
Forum tahunan yang mempertemukan para pemimpin dunia ini menjadi panggung penting bagi negara anggota untuk menyampaikan pandangan mengenai isu-isu global, mulai dari perdamaian, krisis kemanusiaan, hingga perubahan iklim.
Setidaknya ada sekitar 190 delegasi dunia yang hadir dalam kesempatan itu.
Baca juga: Pidato Prabowo di Markas PBB: Indonesia Siap Akui Negara Israel Jika Palestina Merdeka
Seperti tradisi, sesi dibuka dengan pidato Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang menekankan perlunya kerja sama internasional di tengah meningkatnya konflik, perubahan iklim yang kian parah, serta ketidakstabilan ekonomi dunia.
Pidato pertama dari negara anggota diberikan kepada Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, disusul oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyoroti isu keamanan global, perang di Ukraina, serta ketegangan di Timur Tengah.
Selanjutnya konferensi dilanjutkan dengan pidato dari Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saudi, Presiden SMU PBB ke-80 Annalena Baerbock, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menyampaikan pidato secara langsung dari Palestina melalui video.
Yang menarik perhatian kali ini, Presiden RI Prabowo Subianto juga turut menyampaikan pidato dalam Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.
Presiden Prabowo mendapat kesempatan berbicara pada urutan ke-5 dari total 33 negara dan organisasi internasional yang diundang memberikan pandangan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.