Konflik China dan AS
Penjaga Pantai Filipina Temukan Drone Air China: Laboratorium Bawah Laut Terungkap
Penemuan ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Tiongkok terkait ekspansinya ke zona maritim Filipina.
Penjaga Pantai Filipina Temukan Drone Air China: Laboratorium Bawah Laut Terungkap
TRIBUNNEWS.COM - Penjaga pantai Filipina dilaporkan melansir foto-foto yang diduga merupakan kendaraan bawah air tak berawak (drone air) buatan Tiongkok.
Pihak Filipina kemudian menyuarakan kekhawatiran kalau China sudah melakukan "penelitian ilmiah ilegal" oleh pesawat tak berawak asing di perairan negara Asia Tenggara tersebut.
Baca juga: China Pimpin Perlombaan Kapal Perang, AS Perkenalkan Kapal Perusak Canggih Baru
Mengapa Hal Ini Penting
Penemuan ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Tiongkok terkait ekspansinya ke zona maritim Filipina.
Beijing mengklaim wilayah tersebut, sebagaimana halnya sebagian besar Laut Cina Selatan yang ramai, sebagai wilayahnya.
Manila, di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr, telah membalas dengan meningkatkan patroli dan mendokumentasikan aktivitas China dalam upaya untuk menarik lebih banyak perhatian internasional terhadap masalah tersebut.
Amerika Serikat (AS), mencium ancaman yang diterima sekutunya di Asia Tenggara tersebut. Washington kemudian menempatkan sejumlah mesin perang mereka untuk berpatroli di sekitaran Perairan Pasifik.
Baca juga: Amerika Hidupkan Lagi Pangkalan Angkatan Laut Terbesarnya di Halaman Belakang China

Apa yang Perlu Diketahui
Nelayan setempat Filipina menemukan benda yang diduga sebagai drone bawah air dan menyerahkannya kepada pihak berwenang pada Selasa (30/9/2025) setelah menemukannya di lepas pantai Linapacan, sebuah kotamadya di provinsi barat Palawan, kata juru bicara penjaga pantai Filipina Jay Tarriela dalam sebuah pernyataan yang diunggah di X.
Karakter tulisan China pada label menunjukkan bahwa perangkat tersebut diproduksi di Dongguan, kota industri besar di Delta Sungai Mutiara Cina, yang terkenal dengan sektor manufaktur elektronik dan sensornya.
Analisis awal terhadap perangkat sepanjang 12 kaki itu menunjukkan sensor mengukur suhu, kedalaman, dan salinitas air laut—ciri khas misi pembuatan profil oseanografi, kata Tarriela.
Penemuan itu mengingatkan pada beberapa temuan serupa di perairan Filipina sejak Juli 2022, tiga di antaranya dikaitkan langsung oleh penyelidik dengan China, tambah Tarriela.
"Insiden ini menyoroti penelitian ilmiah kelautan ilegal yang sedang berlangsung di perairan Filipina, di tengah pola kejadian serupa yang melibatkan kendaraan bawah air otonom asal asing," ujarnya.

Melakukan penelitian kelautan tanpa izin dilarang di dalam zona ekonomi eksklusif suatu negara.
Kapal-kapal penelitian Tiongkok juga telah memicu kontroversi karena memetakan dasar laut di dalam ZEE Filipina, dengan beberapa di antaranya diduga memiliki hubungan dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dan memberikan informasi intelijen kepada pasukan tersebut.
Klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan tumpang tindih dengan klaim Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Brunei.
Konflik China dan AS
Ini Dia DF-26D Guam Killer, Rudal Balistik Terbaru China yang Bidik Guam dan Kapal Induk Amerika |
---|
Siaga Perang di Laut China Selatan, AS Mau Kerahkan Lebih Banyak Rudal ke Filipina Buat Adang China |
---|
NATO Nyalakan Alarm, Kekuatan Militer Besar China Akan Seret Rusia Saat Serangan ke Taiwan |
---|
Dua Mahasiswa China Ditangkap di Korea Selatan Karena Rekam Kapal Induk AS di Busan |
---|
China Kirim 2 Kapal Induk ke Pasifik Barat Tantang Kekuatan Laut AS, Jepang: Sudah di Perairan Kami |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.