Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Akan Segera Jawab Rencana Gencatan Senjata Trump, Serius Bahas Meski Punya Keberatan

Seorang pemimpin senior dari Hamas mengonfirmasi bahwa mereka akan segera memberikan respons terhadap rencana gencatan senjata usulan Trump.

Anews/File
SAYAP MILITER HAMAS - Seorang petempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah parade militer beberapa waktu lalu di Jalur Gaza. Seorang pemimpin senior dari Hamas mengonfirmasi bahwa mereka akan segera memberikan respons terhadap rencana gencatan senjata usulan Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemimpin senior dari kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Kamis (2/10/2025), mengonfirmasi bahwa mereka akan segera memberikan respons terhadap rencana gencatan senjata komprehensif di Gaza yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Langkah ini menunjukkan adanya pembahasan serius di internal kelompok tersebut di tengah tekanan waktu yang diberikan oleh AS.

Mohammed Nazzal, anggota biro politik Hamas, mengatakan kepada televisi Al Jazeera bahwa kelompoknya saat ini sedang membahas usulan tersebut.

“Hamas sedang membahas rencana tersebut dengan serius, terlepas dari banyaknya keberatan yang kami miliki,” ujar Mohammed Nazzal, dikutip dari Anadolu Ajansi.

Pernyataan ini menjadi sinyal penting bahwa Hamas tidak akan mengabaikan proposal tersebut, meskipun mereka mengakui bahwa usulan itu datang dari pihak yang seringkali dituding memihak Israel. 

Nazzal juga menekankan bahwa Hamas serius dalam mencari kesepahaman di luar tekanan waktu dan ancaman, menegaskan bahwa mereka tidak ingin rencana itu digunakan sebagai dalih baru untuk eskalasi kekerasan.

Rencana ini sendiri diumumkan oleh Gedung Putih pada tanggal 29 September dan merupakan dokumen 20 poin yang menyerukan penghentian permusuhan segera. 

Intinya, Trump mengusulkan gencatan senjata segera, diikuti oleh pertukaran tawanan Hamas diminta membebaskan semua sandera Israel dalam waktu 72 jam setelah persetujuan, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel.

Poin paling kontroversial adalah usulan untuk menjadikan Gaza sebagai zona bebas senjata, dengan sistem pemerintahan transisi yang diawasi oleh badan internasional baru di bawah kendali langsung Presiden Trump. 

Rencana ini juga mengatur penarikan bertahap pasukan Israel dan pelucutan senjata seluruh kelompok perlawanan Palestina.

Hamas Bersikap Hati-hati, namun Terbuka

Baca juga: Israel: Siapa pun yang Masih Tinggal di Kota Gaza Dianggap Kombatan Hamas

Menanggapi ultimatum tersebut, Nazzal mengatakan bahwa Hamas telah memulai konsultasi internal dan eksternal yang luas. 

Mereka berdialog dengan faksi-faksi Palestina lainnya, tokoh-tokoh independen, dan para mediator untuk mencapai kesimpulan yang teruji.

Ia menegaskan bahwa yang terpenting adalah rakyat Palestina.

"Tanggapan akhir akan mempertimbangkan kepentingan rakyat Palestina dan konstanta strategis perjuangan Palestina," jelas Nazzal.

Konsultasi ini penting mengingat banyak warga Palestina yang meyakini bahwa, terlepas dari keinginan mendalam mereka untuk mengakhiri perang, rencana tersebut masih sangat menguntungkan Israel. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved