Konflik Palestina Vs Israel
Pelucutan Senjata Hamas Adalah 'Sangat Mustahil', Hamas Siap Berbagi Kursi dengan PA di Gaza
Hamas, yang telah memerintah Gaza selama hampir dua dekade, terbuka terhadap perjanjian pembagian kekuasaan demi melawan usulan Trump dan Israel
Mau Berbagi Kursi dengan PA di Gaza, Pejabat Hamas: Pelucutan Senjata Adalah 'Sangat Mustahil'
TRIBUNNEWS.COM - Melucuti senjata Hamas adalah "hal yang mustahil" dan tidak dapat dinegosiasikan, kata seorang anggota pimpinan politik kelompok tersebut pada Selasa (25/2/2025).
Pernyataan itu dilontarkan beberapa hari setelah faksi militan Palestina tersebut menyambut baik wacana "pengawasan terpadu" entitas Palestina atas Gaza.
Pengawasan terpadu itu berarti Hamas mau berbagi pemerintahan Gaza dengan Otoritas Palestina dan faksi atau partai Palestina lainnya.
Baca juga: Siapa Penguasa Gaza Pascaperang? Hamas Butuh Bantuan, PA Cari Celah, Arab-Israel Menentukan
Komentarnya menyusul pernyataan Hamas yang membantah pernyataan yang dikaitkan dengan anggota politbiro gerakan tersebut, Mousa Abu Marzouq dalam sebuah wawancara dengan The New York Times .
Pernyataan yang dipublikasikan tersebut mengisyaratkan bahwa Abu Marzouq telah menyatakan keberatannya soal serangan 7 Oktober yang dilakukan gerakan tersebut terhadap Israel dan menyiratkan kesediaannya untuk merundingkan masa depan persenjataan Hamas di Gaza.
"Kemungkinan melucuti senjata Hamas adalah sesuatu yang mustahil," kata anggota senior Hamas Bassam Khalaf kepada The National.
"Hamas dengan tegas menolak membahas masalah pelucutan senjata dalam negosiasi apa pun," katanya
Perang Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 48.300 warga Palestina sejak dimulai setelah serangan di Israel selatan pada Oktober 2023.
Meskipun skala kerusakannya belum pernah terjadi sebelumnya, Hamas masih menguasai wilayah pesisir tersebut.
Israel telah menjadikan pemberantasan kelompok tersebut sebagai salah satu tujuan utama perang, tetapi Hamas, yang masih menyandera puluhan warga Israel , belum terkalahkan.
Dalam sejumlah putaran negosiasi, khususnya menjelang berakhirnya gencatan senjata tahap pertama (Fase I) pada Sabtu (28/2/2025), Israel meminta Hamas dilucuti sebagai bagian dari rencana 'The Day After' di Gaza.
Baca juga: Lembaga Top Israel Secara Sombong Akui IDF Gagal dalam Perang: Mau Bangun Gaza Asal Hamas Dilucuti
"Saya tidak dapat membayangkan pejabat, pemimpin, atau pejuang mana pun dalam gerakan perlawanan yang bersedia meletakkan senjata, terutama di dalam Hamas, yang telah kita lihat menghadapi agresi dan terus melakukannya," kata pejabat Hamas lainnya.
“Perlawanan ini telah memaksa Israel untuk bernegosiasi meskipun pendudukan telah menolak selama berbulan-bulan selama perang – bagaimana mungkin Israel sekarang membahas penyerahan senjatanya?” kata dia.

Mau Berbagi Kursi dengan PA
Pemerintahan Gaza di masa depan tetap menjadi isu utama dalam upaya mediasi yang berkelanjutan, karena pihak-pihak yang bertikai dan negosiator mencari solusi jangka panjang yang dapat mengubah gencatan senjata yang rapuh menjadi proses perdamaian yang lebih luas.
Konflik Palestina Vs Israel
Irlandia Desak PBB Tendang Israel dan Sekutunya, Buntut Genosida Gaza |
---|
Israel Lepas Robot Peledak di Gaza, Bom Raksasa yang Bisa Ubah Kota Jadi Kuburan Hidup |
---|
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.