Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Tutup Kuping, Nekat Gempur Gaza Meski Trump Serukan Gencatan Senjata

Israel gempur Gaza meski Hamas setuju rencana damai Trump, langkah ini bertentangan dengan janji Netanyahu yang sebelumnya sepakati usulan perdamaian.

Facebook GPO
PIDATO BENJAMIN NETANYAHU - Foto yang diambil dari Facebook GPO, Kamis (2/10/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israelperintahkan untuk gempur Gaza meski Hamas setuju rencana damai Trump, langkah ini bertentangan dengan janji Netanyahu yang sebelumnya sepakati usulan perdamaian. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali melancarkan serangan udara mematikan ke Jalur Gaza pada Sabtu (4/10/2025) waktu setempat.

Mengutip laporan Al Jazeera, gempuran dilakukan Israel hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan penghentian pengeboman dan menyebut bahwa Hamas menyatakan kesiapan untuk berdamai.

Imbas serangan ini otoritas setempat melaporkan sedikitnya enam orang tewas, empat korban ditemukan di sebuah rumah di Kota Gaza, sedangkan dua korban lain ditemukan di Khan Younis, kawasan selatan Gaza.

Tindakan militer Israel sontak menuai kecaman luas karena dianggap bertolak belakang dengan seruan damai yang baru saja disampaikan Trump melalui platform media sosialnya, Truth Social.

Menurut laporan dari Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyetujui operasi tersebut sebagai “tindakan pertahanan dan langkah persiapan” menjelang pelaksanaan tahap pertama dari rencana perdamaian Trump, yang mencakup pembebasan sandera Israel oleh Hamas.

Pemerintah Israel menegaskan bahwa serangan dilakukan bukan untuk memperluas perang, melainkan untuk “mengamankan posisi” sebelum negosiasi berlangsung.

Namun, sumber militer Israel yang dikutip The Guardian menyebutkan bahwa keputusan untuk melancarkan serangan juga dipicu oleh kekhawatiran atas potensi pelanggaran kesepakatan oleh Hamas.

Beberapa pejabat Israel meyakini bahwa sebagian kelompok bersenjata di Gaza masih menolak usulan damai dan menilai gencatan senjata hanya akan memberi waktu bagi Hamas untuk memperkuat pertahanan.

Analis politik Timur Tengah menilai langkah Israel sebagai strategi ganda di satu sisi menunjukkan kesiapan terhadap rencana perdamaian AS, tetapi di sisi lain ingin memastikan posisi militernya tetap kuat di lapangan.

"Israel ingin masuk ke meja negosiasi dari posisi dominan,” ujar seorang analis yang berbicara kepada Reuters.

Serangan ini memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza yang telah luluh lantak sejak ofensif besar-besaran Israel dimulai pada Oktober 2023.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 66.000 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi ke wilayah yang kini kekurangan air, obat, dan makanan.

Baca juga: Israel Siap Jalankan Tahap Pertama Rencana Trump soal Gaza usai Respons Positif Hamas

Trump Minta Israel Stop Perang

Adapun serangan udara Israel ke Jalur Gaza menuai sorotan tajam dunia internasional lantaran dinilai bertolak belakang dengan kesepakatan awal.

Di mana sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan kesediaannya untuk menghentikan perang dan mendukung proposal perdamaian yang disponsori Washington.

Pernyataan itu disampaikan Trump usai menggelar pertemuan empat mata dengan Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (29/9/2025).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved