Konflik Palestina Vs Israel
Irlandia Desak PBB Tendang Israel dan Sekutunya, Buntut Genosida Gaza
Irlandia desak Israel serta negara-negara yang memasok senjata kepadanya didepak dari keanggotaan PBB, menyusul adanya penggaran genosida di Gaza
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Irlandia Michael D. Higgins mendesak agar Israel serta negara-negara yang memasok senjata kepadanya didepak dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Michael Daniel Higgins adalah seorang politikus, penyair, penyiar, dan sosiolog Irlandia yang telah menjabat sebagai presiden Irlandia sejak 2011
Pernyataan tegas itu disampaikan Higgins menanggapi laporan tim ahli independen Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang menyimpulkan Israel telah melakukan genosida di Gaza.
Dalam komentarnya, Higgins menekankan bahwa komunitas internasional tidak boleh lagi menutup mata terhadap pelanggaran yang terus berlangsung.
“Saya percaya tindakan yang diperlukan saat ini adalah mengecualikan mereka yang melakukan genosida, dan mereka yang mendukung genosida dengan persenjataan,” ujar Higgins, dikutip dari Standard.co
“Kita harus berani mengakhiri perdagangan dengan orang-orang yang melakukan hal ini terhadap sesama manusia kita,” imbuhnya.
Dampak Jika Israel Didepak dari PBB
Seruan Presiden Higgins memperlihatkan sikap politik Irlandia yang konsisten menentang agresi Israel.
Meski demikian, usulan untuk mengeluarkan sebuah negara dari PBB merupakan langkah drastis yang akan menimbulkan perdebatan besar di kancah diplomasi internasional.
Jika hal itu terwujud, Israel akan menghadapi pukulan diplomatik yang luar biasa berat. Keanggotaan di PBB selama ini menjadi simbol legitimasi suatu negara di mata dunia.
Kehilangan status itu akan membuat Israel kian terisolasi secara politik, sebagaimana pernah terjadi pada Afrika Selatan di era apartheid ketika dikucilkan dari berbagai forum internasional.
Baca juga: Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina
Negara-negara yang sebelumnya netral pun mungkin akan mengambil jarak, sementara sekutu tradisional seperti Amerika Serikat akan menghadapi tekanan global apakah tetap berdiri di sisi Israel atau meninjau ulang sikapnya.
Selain itu dampak politik akan berimbas langsung pada sektor ekonomi. Tanpa payung diplomasi PBB, Israel berisiko menghadapi gelombang boikot internasional yang lebih luas.
Akses terhadap perdagangan global, investasi asing, hingga kerja sama dengan lembaga internasional dapat terganggu.
Padahal, sektor teknologi dan pertanian Israel selama ini sangat bergantung pada pasar luar negeri. Jika dikucilkan, kerugian ekonomi dalam jangka panjang sulit dihindari.
Dengan demikian, dikeluarkannya Israel dari PBB tidak hanya akan mengubah peta diplomasi internasional, tetapi juga mempengaruhi stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan global.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.