Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, menyampaikan pidato khusus kepada para penyintas serangan pager pada peringatan satu tahun tragedi tersebut.

Ia menyebut peristiwa 17 September 2024 itu sebagai pembantaian teroris yang dilakukan oleh pendudukan Israel.

"Kalian adalah orang-orang dengan visi sejati, sumber harapan kami, dan pengabdian kalian kepada Tuhanlah yang memberi makna abadi bagi kehidupan," ujar Sheikh Qassem dalam pesannya, dikutip Al Mayadeen.

"Kalian adalah cahaya yang menuntun jalan kami ke depan, dan ketangguhan kalian adalah jantung perlawanan kami," tambahnya.

Dalam pidatonya, Sheikh Qassem menekankan tiga nilai utama yang dicontohkan para korban: pemulihan, kebangkitan, dan ketekunan.

Pertama, pemulihan. Ia menilai para korban telah membuktikan diri mampu menyembuhkan luka-luka, sekaligus bangkit dari ujian ilahi yang menimpa mereka.

Kedua, kebangkitan. Menurut Qassem, mereka yang terluka justru bangkit dengan penuh harapan, optimisme, dan semangat pantang menyerah.

"Kalian dibimbing oleh wawasan yang jauh lebih agung daripada sekadar penglihatan," katanya.

Ketiga, ketekunan. Sheikh Qassem menegaskan meski Israel ingin menyingkirkan para korban dari pertempuran, mereka justru kembali dengan tekad yang lebih kuat.

Baca juga: Lebanon Gambaran Nyata Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4: Kasar dan Banyak Drama

Ia mencontohkan banyak korban tetap melanjutkan pendidikan, memulai pekerjaan sosial, hingga terjun ke dunia media.

"Nilai dari apa yang kalian lakukan, meskipun penuh luka, sangatlah besar," ujarnya.

"Di sinilah kalian, menapaki jalan para Martir dan pemimpin bangsa," tegasnya.

Sheikh Qassem menutup pidatonya dengan doa khusus bagi para korban serangan pager dan walkie-talkie.

"Semoga Allah memberkahi kalian, dan kemenangan adalah milik kalian," katanya.

Netanyahu Akui Israel Dalangi Serangan Pager Lebanon

Pada November tahun kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pertama kalinya mengakui bahwa negaranya berada di balik serangan pager mematikan di Lebanon tahun lalu.