Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Lembaga Top Israel Secara Sombong Akui IDF Gagal dalam Perang: Mau Bangun Gaza Asal Hamas Dilucuti

Lembaga think tank terkemuka Israel mengakui kalau Pasukan Israel (IDF) memang gagal dalam Perang Gaza, tapi secara sombong mau lucuti Hamas

khaberni/tangkap layar
KALAH DI GAZA - Pasukan Israel (IDF) melakukan evakuasi terhadap rekan tentara mereka yang terluka dan tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza menggunakan helikopter. Lembaga think tank terkemuka Israel, INSS, mengakui kalau IDF kalah di Gaza. 

Lembaga Top Israel Secara Sombong Akui IDF Gagal di Gaza, Sarankan Rekonstruksi dengan Imbalan Demiliterisasi

TRIBUNNEWS.COM - Lembaga pemikir juga dikenal sebagai lembaga kebijakan publik atau think tank terkemuka Israel, Institute for National Security Studies (INSS) secara lugas mengakui kalau militer Israel (IDF) gagal dalam perang 15 bulan di Jalur Gaza.

Kegagalan itu ditandai dengan tidak tercapainya dua target utama agresi militer IDF ke Gaza, musnahnya gerakan Hamas dan penyelamatan sandera Israel yang ditahan milisi Palestina.

Hal itu tertuang dalam artikel berjudul “Kemenangan yang Telah Lama Dinantikan Atas Hamas Tidak Tercapai—Apa Sekarang?” yang baru beberapa hari lalu diterbitkan oleh lembaga pemikir INSS Israel.

Baca juga: Forum Jenderal Israel Kirim Pesan Keras Tolak Lanjut Perang di Gaza: Negara Zionis Bisa Pecah

Hanya, artikel ini dikritisi Robert Inlakesh, jurnalis dan penulis, yang berfokus pada Timur Tengah, khususnya Palestina. Kritisi artikel INSS itu dilansir TPC, dikutip Selasa (25/2/2025).

Secara terbuka, Inlakesh menyebut kalau artikel dari lembaga think tank Israel tersebut merupakan pengakuan secara sombong soal kegagalan IDF di Gaza.

Kesombongan ini, menurut Inlakesh, lantaran datang dari perspektif dan cara pikir kalau Israel lebih unggul dalam berbagai aspek dan sisi dari Palestina.

"Apa yang ditunjukkan dalam karya tersebut adalah bahwa rasisme dan gagasan fiktif tentang supremasi etnis sepenuhnya mengendalikan pemikiran penulis, mengabaikan apa yang dikatakan hukum internasional," tulis Inlakesh dalam ulasannya..

INSS yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, tanpa ragu menggunakan statistik perang yang diberikan oleh militer Israel dalam artikel tersebut, dari sisi IDF saja.

"Artikel yang menarik kesimpulan bahwa Israel gagal mencapai "kemenangan" di Jalur Gaza. Namun, artikel tersebut terus mendorong narasi yang tidak realistis yang dibumbui dengan gagasan supremasi (Israel atas Palestina dan etnis Arab)," katanya.

Baca juga: Jenderal Top Pentagon Ungkap Kebodohan Berulang Strategi Militer Israel di Gaza: Hamas Itu Ideologi

Tentara IDF beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. /Kredit foto: IDF
AGRESI - Tentara IDF beroperasi di Jalur Gaza, Januari 2024. Setelah 15 bulan agresi, IDF belum bisa mencapai target perang mereka di Gaza. /Kredit foto: IDF (Via JPost)

Hal lainnya, kata dia, meskipun beberapa konten dan isi artikel telah dimuat di media berbahasa Arab, tidak ada satu pun pemberitaan media korporat Barat yang menyebutkannya.

"Artikel tersebut, yang ditulis oleh mantan pejabat senior intelijen militer Israel Brigadir Jenderal (purn.) Udi Dekel, mengacu pada statistik tentara Israel yang telah diulang-ulang tanpa henti oleh politisi Barat dan di media Barat, namun tidak pernah terbukti kebenarannya," kata Inlakesh. 

Statistik yang dimaksud dia adalah, satu di antaranya, soal klaim bahwa militer Israel membunuh 17.000 pejuang Palestina dan bahwa setengah dari infrastruktur terowongan Gaza telah hancur.

"Jelas dari bahasa propaganda yang digunakan oleh penulis kalau tulisannya ditulis dari sudut pandang yang sangat berpusat pada Israel, sementara aliansi yang dipimpin Iran yang dikenal sebagai Poros Perlawanan disebut sebagai “poros Iran–Syiah”," kata Inlakesh. 

Inlakesh kemudian mengatakan kalau dua hal yang dapat disimpulkan dari nada artikel INSS tersebut adalah kalau lembaga pemikir tersebut berupaya membangun stigma 'antek Iran' pada semua entitas milisi perlawanan terhadap pendudukan Israel, baik di Gaza, maupun di lokasi lain, semisal Hizbullah, Lebanon.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved