Konflik Palestina Vs Israel
AS dan PBB Matangkan Rencana Rekonstruksi Gaza, Pengakuan Negara Palestina Jadi Isu Panas
AS dan PBB matangkan rencana rekonstruksi Gaza, pengakuan negara Palestina di Sidang Umum PBB jadi isu panas dunia.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Pada 7 Oktober 2023, Hamas dan sekutunya melancarkan serangan besar-besaran dari Jalur Gaza ke selatan Israel, yang dikenal sebagai Operasi Banjir Al-Aqsa.
Serangan itu berlangsung pada hari Sabat dan libur Yahudi, hampir bertepatan dengan 50 tahun Perang Yom Kippur, dan menjadi titik awal konflik berkepanjangan di Gaza.
Setelah hampir dua tahun perang yang menelan ribuan korban, Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kini tengah mematangkan rencana rekonstruksi Gaza menjelang sidang umum PBB.
Rencana ini mencakup pemerintahan teknokratis sementara selama satu tahun, pasukan stabilisasi internasional, serta pelucutan senjata Hamas.
Pembahasan juga menegaskan penolakan terhadap deportasi massal warga Palestina.
Langkah tersebut diharapkan dapat mencegah sidang umum PBB berubah menjadi perdebatan sengit soal pengakuan simbolis Palestina sebagai negara.
Sejumlah negara, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, Belgia, dan Malta, diperkirakan akan mengakui Palestina dalam konferensi PBB pada 22 September mendatang.
Konferensi itu digelar di sela-sela sidang umum ketika para pemimpin dunia menyampaikan pidato utama.
Inggris memberi sinyal dapat menunda pengakuan jika Israel dan Hamas mencapai gencatan senjata.
Namun, pemerintah Israel menolak gencatan senjata dan menyatakan niat untuk merebut Kota Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam kunjungan ke Qatar, UEA, dan Arab Saudi, menekankan pentingnya mengubah gencatan senjata menjadi perdamaian berkelanjutan.
Ia menyebut mekanisme pemantauan, pelucutan senjata Hamas, serta kerangka tata kelola baru Gaza sebagai syarat utama perdamaian.
Baca juga: Gedung Putih Menentang Rencana Rekonstruksi Gaza oleh Para Pemimpin Arab
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sejauh ini belum menguraikan visi lengkap terkait Gaza pascaperang.
Meski begitu, Netanyahu semakin sering berbicara soal kehadiran permanen Israel di Gaza dan kemungkinan aneksasi Tepi Barat.
Rencana rekonstruksi Gaza juga dibahas dengan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.