Pezeshkian Menangkan Pilpres Iran, Benarkah Dia 'Reformis'? Sikapnya Terhadap Israel Mengejutkan
Pemimpin Tertinggi negara itu, Ayatullah Ali Khamenei, mengucapkan terima kasih kepada para kandidat dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih.
Khamenei menasihati Pezeshkian untuk bertindak “melanjutkan jalan” Raisi.
Dewan Penjaga, sebuah badan kuat beranggotakan 12 orang yang bertugas mengawasi pemilu dan undang-undang, harus mengesahkan hasil suara tersebut sebelum Pezeshkian dapat menjabat.
Benarkah Pezeshkian reformis?
Anggota Front Reformasi Iran berusaha menggambarkan Masoud Pezeshkian sebagai calon presiden yang moderat dibandingkan saingannya Saeed Jalili.
Namun apakah ia benar-benar mewujudkan sikap moderat sebagaimana yang diharapkan musuh Republik Islam Iran?
Jika kelompok "garis keras" seperti Jalili secara lebih terbuka memprioritaskan nilai-nilai Republik Islam di atas segalanya, sementara para pendukung Pezeshkian mencoba mengubahnya menjadi dualitas yang sudah ada antara reformis vs fundamentalis dalam sistem.
Dikutip dari IranInternational, pada tahun 2019, ketika Presiden AS saat itu Donald Trump menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris, Pezeshkian dan rekan-rekan parlemennya mendorong Iran untuk meningkatkan ketegangan dengan AS.
Mereka memperkenalkan undang-undang yang menjadi undang-undang dengan judul "Memperkuat posisi Korps Garda Revolusi Islam melawan Amerika Serikat."
Hal ini, pada gilirannya, mengkonsolidasikan lebih banyak kekuatan IRGC di bidang politik dan ekonomi, memperkuat cengkeramannya pada pemerintah Iran dan lembaga-lembaga lain di Republik Islam.
Pezeshkian juga mengenakan seragam Garda Revolusi bersama sesama anggota parlemen sebagai solidaritas dengan IRGC satu hari setelah keputusan Trump.
Selama kuliah universitas pada bulan Desember 2022, ia menanggapi seorang mahasiswa yang mengkritik pilihannya untuk mengenakan seragam IRGC, dengan menyatakan, "Tanpa IRGC, negara ini akan terpecah, dan pekerjaan kami akan berakhir."
Selain itu, bahkan selama debat pemilihan presiden saat ini, ia secara terbuka menyatakan dukungan tanpa syarat dan kritis terhadap IRGC, dan menggambarkan rudal dan drone mereka sebagai “sumber kebanggaan.”
Hal ini sangat kontras dengan bagaimana kaum reformis, yang dipimpin oleh Zarif, mencoba menampilkan diri mereka sebagai penentang IRGC.
Zarif sempat menuduh mendiang komandan Pasukan Quds IRGC Soleimani ikut campur dalam upaya diplomatik, termasuk Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani pada tahun 2015.
Selain itu, faktor yang mendasari banyak krisis ekonomi dan internasional Iran saat ini adalah ketegangan yang sedang berlangsung antara Republik Islam dan negara-negara Barat dan khususnya sekutu mereka, Israel.
Bagaimana sikap Pezeshkian terhadap Israel dan Palestina?
Pidato Bersejarah di PBB: Saatnya Indonesia Menjadi Pilar Perdamaian Global |
![]() |
---|
FIFA Tak Bisa Diharapkan, Norwegia-Italia Jadi Kunci Hentikan Israel ke Piala Dunia 2026 |
![]() |
---|
Trump Panen Apresiasi, Disanjung Pemimpin Islam usai Bahas Krisis Gaza di Sela Sidang PBB |
![]() |
---|
Prof Harris Arthur: Pidato Prabowo di PBB, Simbol Kepercayaan Diri Bangsa dan Diplomasi Kebenaran |
![]() |
---|
Pemimpin Palestina Akan Pidato Virtual di PBB meski Ditentang AS, 3 Hari usai Pengakuan Negara Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.