Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Terima Proposal Perdamaian Gaza, Sayap Kanan Israel Meradang! Desak Perang Dilanjutkan

Netanyahu setuju rencana Gaza Trump, tapi kubu sayap kanan Israel menolak keras dan menuntut perang terus berlanjut.

YouTube Al Jazeera English
TRUMP DAN NETANYAHU - Gambar yang diambil pada Rabu (9/7/2025) menunjukkan pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) di Gedung Putih pada Senin (7/7/2025). Netanyahu setuju rencana Gaza Trump, tapi kubu sayap kanan Israel menolak keras dan menuntut perang terus berlanjut. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan menerima usulan gencatan senjata Gaza yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Langkah ini langsung memicu perdebatan di dalam negeri, terutama dari kubu sayap kanan Israel yang menolak keras rencana tersebut.

Al Jazeera (30/9/2025) melaporkan, Netanyahu berdiri di samping Trump di Washington dan menyebut dirinya telah menyetujui proposal itu.

Namun, dalam pidato berbahasa Ibrani beberapa jam kemudian, ia menegaskan Israel tidak akan menerima negara Palestina dan militer tetap berada di sebagian besar wilayah Gaza.

Rencana 20 poin yang ditawarkan Trump mencakup pemulangan tawanan Israel, pembubaran Hamas sebagai kekuatan politik dan militer, serta pembentukan pemerintahan internasional sementara di Gaza.

Paket ini dinilai memenuhi sebagian besar tuntutan Israel sekaligus membuka jalan bagi Netanyahu untuk tampil sebagai “pemimpin perang yang menang” menjelang pemilu tahun depan.

Sarat Risiko

Meski demikian, analis menilai langkah Netanyahu sarat risiko.

Oposisi sayap kanan ekstrem, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, menolak keras usulan tersebut.

Smotrich bahkan menyebut rencana Trump sebagai “kegagalan diplomatik besar” dan memperingatkan bahwa kesepakatan itu akan berakhir dengan “air mata”.

Sementara jajak pendapat menunjukkan mayoritas publik Israel ingin perang segera diakhiri, Netanyahu masih bergantung pada dukungan koalisi kanan demi mempertahankan kekuasaan.

Ia juga menghadapi tekanan dari kasus korupsi dan potensi penyelidikan atas kegagalan pemerintah menghadapi serangan Hamas 7 Oktober 2023.

Alon Pinkas, mantan diplomat Israel, mengatakan Netanyahu terpaksa menyetujui rencana itu di hadapan publik.

Baca juga: Analis Soroti Rencana Trump untuk Gaza: Untungkan Israel, Sisakan Pertanyaan untuk Palestina

“Dengan kesepakatan terbuka seperti ini, Netanyahu tidak bisa memelintir kenyataan,” ujarnya.

Banyak pengamat meyakini Netanyahu bisa saja memperlambat implementasi kesepakatan.

Yossi Mekelberg dari Chatham House menilai fokus Netanyahu tetap pada “kelangsungan politiknya.”

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved