Konflik Palestina Vs Israel
PM Qatar: Rencana Trump untuk Gaza Butuh Klarifikasi dan Negosiasi Lebih Lanjut
PM Qatar mengatakan bahwa beberapa bagian dari rencana perdamaian Trump utuk Gaza 'memerlukan klarifikasi dan negosiasi lebih lanjut.
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, pada hari Selasa (30/9/2025), bahwa beberapa bagian dari rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk Gaza 'memerlukan klarifikasi dan negosiasi lebih lanjut'.
“Rencana yang diusulkan Trump mencapai tujuan utama dengan mengakhiri perang, tetapi ada beberapa masalah yang memerlukan klarifikasi dan negosiasi,” katanya dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Oleh karena itu, PM Qatar meminta kepada semua pihak untuk meninjau ulang rencana ini demi mengakhiri perang di Gaza.
“Kami berharap semua orang akan mempertimbangkan rencana ini secara konstruktif dan memanfaatkan kesempatan untuk mengakhiri perang,” ujarnya, dikutip dari Anadolu Ajansi.
Pada hari Senin (29/9/2025), Trump mengumumkan rencana 20 poin untuk mengakhiri perang Israel-Hamas.
Termasuk pembebasan sandera Israel dalam waktu 72 jam, pelucutan senjata Hamas, penarikan bertahap pasukan Israel dan pembentukan pemerintahan transisi Palestina di Gaza.
Rencana ini disusun lantaran agresi militer Israel yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, dan telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Sheikh Mohammed menekankan bahwa Qatar belum menerima tanggapan resmi dari Hamas.
“Kita masih belum mengetahui tanggapan Hamas terhadap rencana tersebut, yang membutuhkan konsensus dengan faksi-faksi Palestina," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa mediator dari Qatar dan Mesir telah menyampaikan kepada Hamas bahwa prioritas utama adalah menghentikan perang dan penderitaan rakyat Gaza.
“Fokus utama Qatar saat ini adalah bagaimana mengakhiri penderitaan warga Palestina,” katanya.
Baca juga: Trump Pasang Batas Waktu, Hamas Hanya Punya 4 Hari Jawab Proposal Gaza
“Apa yang disampaikan kemarin adalah prinsip-prinsip dalam rencana yang memerlukan pembahasan detailnya dan cara untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa dunia Arab dan Islam tetap berkomitmen pada solusi dua negara.
"Fase saat ini penting dan merupakan bagian dari negosiasi yang tidak diharapkan menghasilkan bahasa yang sempurna," ujarnya.
"Jalur yang ada saat ini harus dikembangkan dan dibuat efektif serta berhasil," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.