Minggu, 5 Oktober 2025

Jepang Kembangkan Masjid Berjalan, Ditargetkan Bisa Diproduksi di Indonesia

Masjid berjalan dikembangkan dari truk besar yang dapat berubah menjadi ruang salat seluas 48 meter persegi dengan kapasitas hingga 50 orang

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
MASJID BERJALAN - CEO Yasu Project Co.Ltd. Yasuharu Inoue (kiri) pembuat Mobil Masjid, CEO Relive Co.Ltd, Takashi Sasaki (tengah) dan Taro Shirato, CEO Athlonia Corp. Japan saat jumpa pers Kamis (2/10/2025) ini di Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com di Jepang, Ricard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYOJepang menghadirkan inovasi unik berupa mobile mosque atau masjid berjalan pertama di dunia.

Proyek ini dipimpin oleh Yasuharu Inoue melalui Yasu Project Co., Ltd. dan diperkenalkan sejak Juli 2018 sebagai bagian dari persiapan Olimpiade Tokyo 2020.

“Yang terpenting bagi saya, masjid berjalan ini bisa menjadi misi perdamaian dunia. Umat muslim di mana pun dapat salat dengan nyaman,” ujar Inoue kepada Tribunnews.com, Kamis (2/10/2025).

Fitur dan Fasilitas Mobile Mosque

Masjid berjalan dikembangkan dari truk besar yang dapat berubah menjadi ruang salat seluas 48 meter persegi dengan kapasitas hingga 50 orang.

Masjid memiliki ruang wudhu, dilengkapi pendingin udara (AC), generator listrik mandiri dan mekanisme otomatis, sisi truk bisa terbuka hanya dalam waktu lima menit.

Baca juga: Setelah 7 Tahun, Mobil Masjid Bisa Dipakai WNI di Jepang

Dengan fasilitas tersebut, mobile mosque bisa digunakan di lokasi acara besar, stadion, atau area yang tidak memiliki masjid terdekat.

Jejak Mobile Mosque di Berbagai Event Internasional

Sejak debutnya, masjid berjalan telah hadir di berbagai acara, di antaranya: Rugby World Cup Jepang 2019;  Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020;  Demonstrasi publik di Tokyo Tower, September 2025, yang diikuti warga negara Indonesia.

Kehadiran fasilitas ibadah ini menjadi bentuk keramahan Jepang (omotenashi) untuk menyambut pengunjung muslim dari seluruh dunia.

Masjid Berjalan produksi Yasuharu Inoue, CEO Yasu Project Co.
Masjid Berjalan produksi Yasuharu Inoue, CEO Yasu Project Co. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)
Rencana Produksi di Indonesia

Inoue mengungkapkan, pihaknya tengah menargetkan produksi masjid berjalan di Indonesia.

Versi yang dikembangkan akan lebih ramping dengan kapasitas sekitar 25 orang.

“Kami ingin menghadirkan desain yang lebih sederhana namun tetap nyaman, karena Indonesia memiliki komunitas muslim terbesar di dunia,” jelasnya.

Biaya pembuatan satu unit mobile mosque diperkirakan mencapai 140 juta yen atau sekitar Rp13 miliar.

Selain pembelian unit, Yasu Project juga membuka layanan sewa dengan tarif sekitar 800 ribu yen per hari, termasuk biaya operasional.

Untuk mendukung kelangsungan proyek, perusahaan ini meluncurkan inisiatif Mobile Mosque Peace Contribution Project yang mengumpulkan dana melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait dunia Islam.

Diskusi mobil masjid ini juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang. Gabung gratis kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email [email protected]

.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved