Jepang Kembangkan Masjid Berjalan, Ditargetkan Bisa Diproduksi di Indonesia
Masjid berjalan dikembangkan dari truk besar yang dapat berubah menjadi ruang salat seluas 48 meter persegi dengan kapasitas hingga 50 orang
Laporan Koresponden Tribunnews.com di Jepang, Ricard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Jepang menghadirkan inovasi unik berupa mobile mosque atau masjid berjalan pertama di dunia.
Proyek ini dipimpin oleh Yasuharu Inoue melalui Yasu Project Co., Ltd. dan diperkenalkan sejak Juli 2018 sebagai bagian dari persiapan Olimpiade Tokyo 2020.
“Yang terpenting bagi saya, masjid berjalan ini bisa menjadi misi perdamaian dunia. Umat muslim di mana pun dapat salat dengan nyaman,” ujar Inoue kepada Tribunnews.com, Kamis (2/10/2025).
Fitur dan Fasilitas Mobile Mosque
Masjid berjalan dikembangkan dari truk besar yang dapat berubah menjadi ruang salat seluas 48 meter persegi dengan kapasitas hingga 50 orang.
Masjid memiliki ruang wudhu, dilengkapi pendingin udara (AC), generator listrik mandiri dan mekanisme otomatis, sisi truk bisa terbuka hanya dalam waktu lima menit.
Baca juga: Setelah 7 Tahun, Mobil Masjid Bisa Dipakai WNI di Jepang
Dengan fasilitas tersebut, mobile mosque bisa digunakan di lokasi acara besar, stadion, atau area yang tidak memiliki masjid terdekat.
Jejak Mobile Mosque di Berbagai Event Internasional
Sejak debutnya, masjid berjalan telah hadir di berbagai acara, di antaranya: Rugby World Cup Jepang 2019; Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020; Demonstrasi publik di Tokyo Tower, September 2025, yang diikuti warga negara Indonesia.
Kehadiran fasilitas ibadah ini menjadi bentuk keramahan Jepang (omotenashi) untuk menyambut pengunjung muslim dari seluruh dunia.

Rencana Produksi di Indonesia
Inoue mengungkapkan, pihaknya tengah menargetkan produksi masjid berjalan di Indonesia.
Versi yang dikembangkan akan lebih ramping dengan kapasitas sekitar 25 orang.
“Kami ingin menghadirkan desain yang lebih sederhana namun tetap nyaman, karena Indonesia memiliki komunitas muslim terbesar di dunia,” jelasnya.
Biaya pembuatan satu unit mobile mosque diperkirakan mencapai 140 juta yen atau sekitar Rp13 miliar.
Selain pembelian unit, Yasu Project juga membuka layanan sewa dengan tarif sekitar 800 ribu yen per hari, termasuk biaya operasional.
Untuk mendukung kelangsungan proyek, perusahaan ini meluncurkan inisiatif Mobile Mosque Peace Contribution Project yang mengumpulkan dana melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait dunia Islam.
Diskusi mobil masjid ini juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang. Gabung gratis kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email [email protected]
.
Bintangi Film 'Where The Rainbow Ends', Eca Aura Bakal Syuting di Jepang, Ini Tantangannya |
![]() |
---|
Indonesia Bersama Jepang Siapkan Beasiswa S2 untuk Program Transmigrasi Patriot |
![]() |
---|
Menjelang Pemilu Ketua LDP Jepang, 826 Anggota Mendadak Dicoret di Kanagawa |
![]() |
---|
Jadwal VC Nagano Tridents di Liga Voli Jepang 2025/2026, Farhan Halim Debut Pakai No Punggung 26 |
![]() |
---|
Pertumbuhan Islam di Jepang Tunjukkan Tren Positif, Indonesia Bantu Pembangunan Masjid |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.