Konflik Palestina Vs Israel
Trump Panen Apresiasi, Disanjung Pemimpin Islam usai Bahas Krisis Gaza di Sela Sidang PBB
Negara Islam menyampaikan apresiasi ke Presiden Trump setelah jadi tuan rumah bersama di sela-sela Majelis Umum PBB yang membahas stabilitas Gaza
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin negara-negara Arab dan Islam menyampaikan apresiasi kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump setelah menjadi tuan rumah bersama pertemuan penting di sela-sela Majelis Umum PBB yang membahas perang Gaza dan stabilitas di Timur Tengah.
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh AS bersama Qatar, dengan melibatkan Yordania, Turki, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, serta Arab Saudi.
Dalam pernyataan bersama yang dikutip Al Arabiya, para pemimpin negara Islam memuji Trump karena mengambil langkah diplomatik penting dengan menginisiasi forum pembahasan Gaza di level internasional.
Apresiasi juga diberikan karena Trump dianggap membuka komunikasi konstruktif dengan negara-negara Arab dan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).
Para pemimpin menilai pertemuan tersebut menjadi awal dari proses diplomasi baru yang bisa menjaga stabilitas regional, termasuk di Tepi Barat dan Yerusalem ditengah memburuk nya kondisi kemanusiaan akibat perang berkepanjangan.
Meskipun apresiasi mengalir deras, para pemimpin Arab juga menegaskan bahwa dukungan mereka bersyarat. Sebab perang antara Hamas dan Israel yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 harus segera diakhiri.
Mereka juga mendesak agar gencatan senjata segera dicapai guna memastikan pembebasan para sandera dan memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang memadai sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang adil dan abadi.
Dengan apresiasi yang disampaikan secara serentak ini, Trump diharapkan bisa mengubah citra Amerika Serikat yang selama ini dinilai terlalu berpihak pada Israel, sekaligus membuka jalan baru bagi proses perdamaian Timur Tengah yang lebih adil.
Trump Janji Cegah Israel Caplok Tepi Barat
Sebelumnya, pada kesempatan yang sama, Donald Trump berjanji kepada para pemimpin Arab dan Muslim bahwa ia tidak akan mengizinkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencaplok Tepi Barat.
Baca juga: Italia dan Spanyol Pasang Badan, Kirim Armada Perang usai Kapal Bantuan Gaza Digeruduk Israel
Janji itu disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup di markas besar PBB pada Rabu (24/9/2025).
Trump menjelaskan alasan utama pihaknya menolak rencana aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat karena adanya kekhawatiran akan runtuhnya stabilitas politik di Timur Tengah.
Selain itu, langkah Israel mencaplok wilayah yang selama ini dikuasai Otoritas Palestina dinilai dapat memicu pecahnya Perjanjian Abraham yakni kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan beberapa negara Arab, yang diumumkan pada tahun 2020.
Adapun dalam kesepakatan tersebut Israel berjanji akan menunda rencana aneksasi wilayah Tepi Barat yang masih berada di bawah kendali Otoritas Palestina.
Trump memahami risiko itu. Ia melihat pencaplokan bukan hanya ancaman bagi rakyat Palestina, tetapi juga bahaya bagi kelangsungan aliansi baru yang ia rawat dengan susah payah.
Jika Netanyahu tetap maju dengan langkah sepihaknya, negara-negara Arab kemungkinan akan menarik diri dari perjanjian dan menuduh Israel berkhianat, sehingga menutup peluang integrasi diplomatik yang telah dibangun selama beberapa tahun terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.