Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Abaikan Rencana Trump, Israel Kerahkan Buldoser di Tepi Barat, Harapan Negara Palestina 'Terkubur'

Dikelilingi oleh penjaga keamanan bersenjata, mesin Israel menyingkirkan tanah untuk membuat rute baru bagi permukiman Yahudi.

Penulis: Nuryanti
khaberni/tangkap layar
CAPLOK TEPI BARAT - Pasukan Israel mengerahkan tank ke wilayah kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat dalam operasi militer bertajuk Operasi Tembok Besi. Dikelilingi oleh penjaga keamanan bersenjata, mesin Israel menyingkirkan tanah untuk membuat rute baru bagi permukiman Yahudi, Kamis (2/10/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Ashraf Samara, seorang anggota dewan desa di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyaksikan buldoser di sekitar desanya membantu 'mengubur' harapan untuk menjadi negara Palestina.

Aksi Israel ini dilakukan ketika Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengumumkan rencananya untuk mengakhiri perang Gaza dan menyarankan kemungkinan jalan menuju negara Palestina.

Dikelilingi oleh penjaga keamanan bersenjata, mesin Israel menyingkirkan tanah untuk membuat rute baru bagi permukiman Yahudi.

Buldoser itu membagi tanah di sekitar desa Ashraf Samara, Beit Ur Al-Fauqa, dan menciptakan penghalang baru bagi pergerakan warga Palestina.

"Ini untuk mencegah penduduk mencapai dan menggunakan tanah ini," kata Samara, Kamis (2/10/2025), dilansir Arab News.

Samara mengatakan, langkah itu akan "menjebak desa-desa dan komunitas perumahan" dengan membatasi mereka secara eksklusif di daerah tempat mereka tinggal.

Dengan setiap jalan baru yang memudahkan pergerakan bagi pemukim Yahudi, warga Palestina di Tepi Barat yang biasanya dilarang menggunakan rute tersebut menghadapi rintangan baru untuk mencapai kota-kota terdekat, tempat kerja, atau lahan pertanian.

Tank Israel Blokir Jalan Menuju Gaza

Sementara itu, tank-tank Israel memblokir jalan utama menuju Kota Gaza pada Kamis, mencegah mereka yang telah meninggalkan kota yang terkepung untuk kembali.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa ini adalah kesempatan terakhir bagi ratusan ribu orang yang masih berada di dalam untuk melarikan diri.

Diberitakan Al Arabiya, Israel telah memerintahkan seluruh penduduk Kota Gaza yang berjumlah satu juta jiwa untuk bergerak ke selatan seiring dengan salah satu serangan terbesar dalam perang bulan ini.

Israel bersumpah untuk membasmi para pejuang Hamas di tempat yang disebutnya sebagai benteng terakhir mereka di wilayah perkotaan terbesar di Gaza.

Baca juga: Tersisa 1 Kapal Global Sumud Flotilla yang Belum Dicegat Israel, Masih Berlayar ke Gaza

Warga mengatakan kepada Reuters bahwa tank-tank telah memasang penghalang pasir di jalan utama di selatan Kota Gaza.

Warga diizinkan keluar, tetapi mereka yang pergi untuk mencari makanan atau tempat berlindung sementara tidak lagi diizinkan untuk kembali.

"Mereka yang meninggalkan Gaza akan menjalani pemeriksaan oleh militer," kata Katz, Kamis.

Serangan Darat Merusak Fasilitas Kesehatan

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, serangan darat Israel yang semakin intensif melumpuhkan kemampuan untuk merawat orang sakit dan terluka, setelah empat fasilitas medis terpaksa ditutup.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved