Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Petani Zaitun Mahfodah Shtayyeh, Simbol Perlawanan dan Cinta yang Tak Pernah Padam di Tepi Barat

Teror, intimidasi, hingga serangan otoritas dan pemukim Israel tak membuat Mahfodah Shtayyeh gentar. Ia pantang tunduk dan menyerah.

Editor: Willem Jonata
Aljazeera
Mahfodah Shtayyeh, seorang petani zaitun di Desa Salem, Tepi Barat, Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Semenjak 1967 hingga sekarang, para petani zaitun di Tepi Barat, Palestina, mengalami penindasan.

Kebun mereka dirusak oleh otoritas dan pemukim Israel. Tercatat lebih dari 800 ribu pohon zaitun dicabut.

Kekerasan yang dilakukan otoritas dan pemukim Israel terhadap petani Palestina dirancang untuk mengambil alih tanah mereka.

"Mereka mengintimidasi dan meneror warga Palestina," demikian laporan Profesor S. Michael Lynk untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) seperti dikutip Aljazeera.

Mahfodah Shtayyeh, wanita tua pemilik kebun sekaligus petani zaitun di Desa Salem, Tepi Barat, merupakan salah satu korbannya.

Baca juga: Siapa Pemukim Israel yang Serang dan Usir Warga Palestina di Tepi Barat?

Namun, teror, intimidasi, hingga serangan pemukim Israel tak membuatnya gentar.

Pada 2005 lalu misalnya. Tampak pada foto, ia tetap mempertahankan satu batang pohon zaitun dengan memeluknya erat.

"Aku memeluk pohon minyak zaitun. Itu sangat berharga bagiku, jadi aku memeluknya. Aku merasa seperti sedang memeluk anakku. Saya membesarkan pohon itu seperti anakku," ucap Mahfodah Shtayyeh.

Bagi orang Palestina, pohon zaitun merupakan sumber daya alam yang penting sekaligus simbol identitas mereka.

Pohon zaitun dan tanah air mereka memiliki koneksi yang begitu kuat dan mengakar.

Selama musim panen zaitun tahun 2020, setidaknya 26 warga Palestina terluka dan 1.700 pohon dirusak oleh pemukim Israel.

Kemudian pada tahun 2021, tercatat setidaknya terjadi 365 serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

"Mereka menghancurkan pohon zaitunku. Tapi aku menanamnya kembali. Aku merawatnya dan pohon-pohon itu tumbuh kembali dengan lebih baik dari sebelumnya," lanjut Mahfodah Shtayyeh.

Selama hidup, Mahfodah tak akan pernah mau tunduk dan menyerah. 

Ia juga meyakini orang-orang Israel tak akan pernah bisa mengambil alih tanahnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved