Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tokoh Palestina: Ratusan Jurnalis Peliput Perang Sengaja Ditarget Israel demi Kendalikan Situasi

Mustafa Barghouti mengatakan ada 248 jurnalis media-media Arab dan internasional yang tewas dibunuh Israel.

Tribunnews/Danang Triatmojo
Tokoh pergerakan cum Presiden Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti (tengah) dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh pergerakan cum Presiden Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti mengatakan ada 248 jurnalis media-media Arab dan internasional yang tewas dibunuh oleh negeri zionis Israel sealam kurun waktu 2 tahun peperangan di tanah Palestina.

Mustafa Barghouti juga dikenal luas sebagai dokter, aktivis, dan politisi. 

Ia dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Palestinian National Initiative (PNI), sebuah gerakan politik yang ia dirikan pada tahun 2002, sekaligus Kepala Palestinian Medical Relief Society, organisasi yang menyediakan layanan kesehatan di wilayah Palestina.

Mustafa menyebut tewasnya para jurnalis peliput perang ini karena mereka ditarget oleh negeri zionis.

"Profesi wartawan yang seharusnya dilindungi dalam perang, ini justru menjadi target dari Israel. Mereka sebelum ditarget, mereka dilarang mendekati area peperangan," kata Mustafa dalam konferensi pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).

Menurutnya tujuan Israel menyerang para jurnalis menjadi bagian dari upaya zionis menghalangi masyarakat internasional untuk mengetahui realitas atau fakta di lapangan bagaimana kekejian Israel melakukan genosida di tanah Palestina.

"Kami menyatakan bahwa tujuan Israel ini untuk menghalangi masyarakat internasional untuk mengetahui realita," kata dia.

Sebagai informasi sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Palestina sejak Oktober 2023, total sudah 62.819 penduduk Palestina tewas. 

Selain itu berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina, ada 158.629 orang Palestina alami menjadi korban luka-luka. 

Sejak 18 Maret atau setelah Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan, negeri zionis kembali membunuh 10.975 warga Palestina dan serangannya melukai 46.588 orang.

Pasukan Israel juga menargetkan warga sipil yang mencari bantuan kemanusiaan. 

Di sisi lain Israel juga memblokade akses bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Jalur Gaza. Hal ini menciptakan bencana kelaparan massal bagi 2,7 juta penduduk.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan