Konflik Palestina Vs Israel
Ambisi Trump Ubah Gaza Jadi Pusat Wisata, Warga Ditawari Rp82 Juta untuk Tinggalkan Tanahnya
Presiden Trump berencana mengubah Gaza yang dikenal sebagai zona perang jadi destinasi elit yang menarik wisatawan sekaligus investor global
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump kembali memicu kontroversi global. Ia disebut tengah menyiapkan rencana untuk mengubah Gaza jadi pusat wisata.
Ambisi ini terungkap setelah sebuah dokumen Gaza Reconstitution, Economic Acceleration and Transformation Trust (GREAT Trust), setebal 38 halaman milik Trump bocor ke publik,
Dokumen yang pertama kali dilaporkan The Washington Post itu menyebut Gaza akan direkonstruksi menjadi kawasan wisata dan pusat teknologi modern.
Rencana tersebut disusun oleh kelompok Israel yang sebelumnya berada di balik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yayasan kontroversial yang didukung AS dan Israel.
Adapun isi dokumen menjelaskan bahwa seluruh penduduk Gaza yang mencapai sekitar dua juta orang akan direlokasi secara “sukarela”.
Mereka yang bersedia angkat kaki akan ditawari paket kompensasi senilai 5.000 dolar AS atau sekitar Rp82 juta, subsidi sewa empat tahun, serta subsidi pangan selama satu tahun.
Tak hanya itu, warga yang meninggalkan Gaza juga akan menerima “token digital” dari GREAT Trust sebagai ganti hak atas tanah, yang bisa ditukar dengan kepemilikan rumah baru di masa depan.
Rencana ini mengasumsikan 25 persen penduduk Gaza akan memilih pindah ke luar negeri, dan sebagian besar dari mereka tidak akan kembali. Menurut penyusun, langkah itu disebut lebih murah dibanding menanggung biaya hidup mereka di Gaza.
Menempatkan Gaza bukan lagi sebagai tanah konflik, melainkan pusat wisata dan teknologi tinggi yang diharapkan mampu menarik miliaran dolar investasi global.
Gaza di Bawah Perwalian AS 10 Tahun
Setelah warga Gaza dipindahkan nantinya wilayah tersebut akan dikelola sebagai “wilayah perwalian” di bawah Amerika Serikat selama sedikitnya 10 tahun, sebelum diserahkan kepada “pemerintahan Palestina yang direformasi dan dideradikalisasi.
Baca juga: Israel Tetapkan Gaza Jadi Zona Perang, Peringatkan Bakal Ada Serangan Besar Dalam Waktu Dekat
Selama periode itu, pembangunan infrastruktur modern seperti resort, hotel, dan fasilitas teknologi rencananya akan digarap oleh investor internasional dengan dukungan Washington.
Sementara Israel akan membantu memegang “hak keamanan penuh” atas kawasan tersebut.
Untuk menyukseskan ambisi yang dinamai GREAT Trust (Gaza Reconstitution, Economic Acceleration, and Transformation Trust), AS akan menggalang dana pembangunan dari investasi swasta dan publik.
Investor global, mulai dari perusahaan teknologi, konstruksi, hingga properti, diproyeksikan menjadi motor utama pendanaan.
Menurut dokumen tersebut, proyek ini dapat menghasilkan nilai aset hingga 300 miliar dolar AS, dengan klaim peningkatan nilai Gaza sebesar 324 miliar dolar AS dalam jangka panjang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.