Penyaluran Kredit BTN di Kuartal III 2024 Naik 11 Persen, DPK Tumbuh di Atas Rata-rata Industri
KPR Subsidi masih menyumbang porsi terbesar terhadap keseluruhan portofolio kredit BTN.
Nixon menyebut strategi jangka panjang BTN untuk menjadi bank transaksional mulai terlihat.
Hal itu dari adanya perbaikan struktur pendanaan yang ditopang oleh dana murah dari nasabah ritel dan institusi menengah.
"Di segmen ritel, BTN Prospera yang diluncurkan untuk segmen Emerging Affluent pada tahun ini telah menyumbang Rp 8 triliun terhadap total DPK BTN dari 43.500 rekening baru,” ucap Nixon.
Dengan pertumbuhan DPK yang mampu mengimbangi pertumbuhan kredit, BTN mampu menjaga rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) di level 96 persen per kuartal III-2024.
Angka tersebut membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 98,3 persen.
Menurut Nixon pencapaian ini menunjukkan tingkat likuiditas yang baik di tengah persaingan mendapatkan pendanaan di industri perbankan.
Pertumbuhan kredit dan DPK yang solid hingga kuartal III-2024 menghasilkan peningkatan aset sebesar 11,1 persen yoy.
Aset BTN meningkat menjadi Rp 455,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 409,7 triliun.
Sementara itu, laba bersih BTN tercatat Rp 2,08 triliun per September 2024.
Nixon optimistis 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi BTN seiring dengan prospek makroekonomi yang akan lebih kondusif.
Selain itu, adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan rumah nasional secara lebih masif melalui Program Tiga Juta Rumah.
BTN Syariah Ikut Tumbuh
Sementara itu, BTN juga mencatat pertumbuhan kinerja melalui unit usaha syariah (BTN Syariah).
BTN Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp 535 miliar pada kuartal III-2024, meningkat 33,6 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401 miliar.
Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan.
Angkanya meningkat 19,3 persen yoy menjadi Rp 42,7 triliun dibandingkan Rp 35,7 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
BTN Syariah juga mencatatkan pertumbuhan penghimpunan DPK sebesar 31,5 persen yoy menjadi Rp 47,6 triliun.
Pertumbuhan yang positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK mampu menopang peningkatan aset BTN Syariah.
Per kuartal III-2024, aset BTN Syariah sebesar Rp 57,7 triliun atau tumbuh 19,2 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 48,4 triliun.
“Kami merasa bangga bahwa BTN Syariah mampu menunjukkan performanya yang gemilang secara konsisten dan semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah,” pungkas Nixon.
Habib Idrus Salim Aljufri Soroti Penyaluran Kredit dan Likuiditas Perbankan, Minta OJK Awasi Himbara |
![]() |
---|
Bank Indonesia Akui Kredit Perbankan pada Agustus 2025 Belum Kuat, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Penempatan Dana Pemerintah di Perbankan Disebut Sah dan Bermanfaat bagi Perekonomian |
![]() |
---|
DPR Nilai Percepatan Program Rumah Subsidi Langkah Tepat, Tapi Perlu Hati-hati |
![]() |
---|
Daya Beli Pulih, Pasar Properti Ikutan Stabil, Pengembang Mulai Gencar Ekspansi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.