Senin, 6 Oktober 2025

Indonesia Getol Perluas Pasar Ekspor, Kini Punya 24 Perjanjian Dagang dengan 30 Negara

Beberapa perjanjian dagang itu seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Istimewa
PERJANJIAN DAGANG - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti saat menjadi pembicara dalam 2025 Milken Institute Asia Summit dengan topik “Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World” di Singapura, Kamis (2/10/2025). Ia mengungkap Indonesia kini memiliki 24 perjanjian dagang dengan 30 negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkap strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi adalah melalui perluasan akses pasar global.

Menurut dia, Indonesia saat ini telah mengupayakan untuk terus memperluas pasar global.

Upaya itu sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap keterbukaan perdagangan dan kerja sama ekonomi.

"Indonesia saat ini telah memperluas akses pasar dengan melakukan 24 perjanjian dagang dengan 30 negara," kata Roro saat menjadi pembicara dalam 2025 Milken Institute Asia Summit dengan topik “Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World” di Singapura, dikutip Sabtu (4/10/2025).

Baca juga: Butuh 10 Tahun RI Teken Perjanjian Dagang dengan Eropa, tapi Peru Cuma 14 Bulan, Kenapa?

Beberapa perjanjian dagang itu seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Lalu, ada juga bersama Kanada, yaitu ICA-CEPA. Kemudian, ada Indonesia–Peru CEPA.

"Selain itu, Indonesia aktif menjajaki pasar non-tradisional, termasuk di Afrika seperti Tunisia dan Mozambik, sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan globalisasi saat ini," ujar Roro.

Berdasarkan catatannya, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2025 meningkat sebesar 7,72 persen mencapai 185,13 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan periode sebelumnya pada 2024.

Selama periode Januari-Agustus 2025, Indonesia turut mencatat surplus perdagangan sebesar 29,14 miliar dolar AS dengan mempertahankan surplus perdagangan selama 64 bulan berturut-turut.

UMKM Perlu Terlibat

Roro pun mendorong partisipasi aktif pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dalam dinamika globalisasi saat ini, untuk bisa terlibat dalam rantai nilai global.

Menurut dia, globalisasi merupakan esensi keterhubungan antarnegara di seluruh dunia.

Perdagangan dinilai menjadi bagian penting yang memanfaatkan globalisasi.

"Meski dinamika geopolitik saat ini mendorong globalisasi ke arah multipolar, Indonesia tetap konsisten membuka diri dan menjalin interaksi dengan dunia, sejalan dengan prinsip politik luar negeri kita," ujar Roro.

Tak Hanya Perluas Pasar

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved