Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan, Analis: Kredit Multiguna Makin Menarik
Untuk segmen KUPEG, BWS telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp4,0 triliun hingga periode Juni 2025 atau tumbuh 3% year-on-year (yoy).
Penulis:
Sanusi
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak lima kali sepanjang 2025.
Kebijakan moneter longgar ini dinilai turut memberikan dampak positif untuk sektor perbankan domestik, termasuk bank-bank dengan skala lebih kecil dan memiliki eksposur ke kredit multiguna.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2025, BI memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,75 persen. Ini menjadi kali kelima otoritas moneter nasional tersebut menurunkan suku bunga acuan.
Baca juga: Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga, Industri Perbankan Diminta Mudahkan Akses Kredit Bagi UMKM
“Dampak dari kebijakan ini tidak hanya dirasakan oleh bank-bank besar saja, tetapi juga untuk yang skalanya lebih kecil. Pertumbuhan kredit bisa lebih dipacu dan dampak ke small bank yang biaya dananya cenderung lebih tinggi dari big banks juga positif” ujar Leonardo Lijuwardi analis dari NH Korindo Sekuritas.
NH Korindo Sekuritas Indonesia adalah perusahaan sekuritas yang bergerak di bidang jasa keuangan, khususnya perdagangan efek, riset pasar modal, dan manajemen investasi. Perusahaan ini merupakan bagian dari NH Investment & Securities Co., Ltd. dan Korindo Group, yang memiliki jaringan bisnis kuat di Korea Selatan dan Indonesia.
Ia menilai bahwa pemangkasan suku bunga acuan menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan oleh bank-bank memiliki skala kecil seperti Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) I dan II untuk meramu portofolio kredit guna mendongkrak profitabilitas.
Dalam kondisi suku bunga yang semakin rendah portofolio kredit yang menarik untuk digenjot adalah jenis multiguna. Penurunan suku bunga secara langsung mempengaruhi besaran cicilan kredit multiguna. Jika suku bunga turun, maka cicilan akan lebih ringan, sehingga mendorong masyarakat untuk mengambil kredit untuk berbagai kebutuhan.
“Bank-bank dengan skala lebih kecil yang memiliki eksposur ke kredit multiguna seperti payroll financing bisa diuntungkan di era suku bunga rendah karena karakteristik pinjaman yang fleksibel dari sisi penggunaan baik konsumtif maupun produktif, proses cepat, dan kualitas aset yang lebih terjaga” ungkapnya.
Salah satu bank yang masuk kategori KBMI II yang memiliki eksposur ke segmen kredit multiguna adalah Bank Woori Saudara (BWS).
Bank asal Negeri Ginseng ini memiliki portofolio kredit untuk pegawai yang sering dikenal dengan KUPEG, sehingga dapat diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah.
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) adalah perusahaan jasa keuangan yang bergerak di sektor perbankan dan merupakan anak perusahaan dari Woori Bank Korea Selatan.
Untuk diketahui, BWS memiliki dua produk kredit untuk pegawai yaitu KUPEG Swasta dan KUPEG ASN/TNI. Untuk KUPEG Swasta plafond pinjaman sebesar Rp1 juta hingga Rp150 juta. Sementara untuk KUPEG ASN/TNI nilai plafond pinjaman berkisar Rp1 juta sampai Rp 500 juta.
Untuk segmen KUPEG, BWS telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp4,0 triliun hingga periode Juni 2025 atau tumbuh 3% year-on-year (yoy). KUPEG memberikan kontribusi sebesar 9% terhadap total penyaluran kredit BWS. Leonardo menjelaskan karakteristik kredit untuk pegawai, biasanya cicilan maupun bunga dipotong langsung dari gaji dan persyaratannya relatif mudah termasuk dengan Surat Keputusan (SK) Kerja.
Hal tersebut menjadikan portofolio kredit multiguna untuk pegawai menarik karena dengan adanya gaji arus kas debitur lebih stabil dan dapat dipertimbangkan dengan baik oleh bank dan pada akhirnya mampu menjaga rasio kredit macet atau NPL tetap berada di level yang terkendali.
“Ruang untuk tumbuh dan ekspansif tetap ada dan NPL yang manageable akan membantu bank mempertahankan profitabilitas yang solid” pungkas Leonardo.
Sosok Briptu BN, Oknum Polisi Rudapaksa Tahanan di Bengkulu, Kini Dipecat secara Tidak Hormat |
![]() |
---|
Dua Desa di Bogor Jadi Jaminan Utang di Bank, Mendes Minta Lelang Dihentikan |
![]() |
---|
Penempatan Dana Rp200 Triliun di Bank Perlu Didukung Kebijakan Moneter dan Deregulasi di Sektor Riil |
![]() |
---|
Gelagat Anggun Eks Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp10 M, Disebut Paham Ritme hingga Sudah Memantau |
![]() |
---|
Digondol Sopir Bank Jateng Wonogiri, Uang Rp9,6 M Belum Bisa Dikembalikan, Kini Jadi Barbuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.