Sabtu, 4 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Cerita Saidi Tunggu Kabar Cucu yang Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ingat Pesannya ke Korban

Kakek Saidi masih menunggu kabar sang cucu, Muhammad Adam Fidiansyah yang menjadi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PENGAMBILAN DNA - Petugas dari Biddokkes Polda Jatim mengambil sampel DNA keluarga korban bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Kisah Kakek Saidi menunggu kabar sang cucu, Muhammad Adam Fidiansyah yang menjadi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 

Menurut pengakuan ayah Alfatih, Abdul Hanan, dirinya hanya bisa berdoa sambil menunggu kabar dari tim SAR selama proses evakuasi.

"Saya baca surat Al-Kahfi untuk minta kepada Allah SWT. Saya tak berani ke tempat. Saya diam saja di sana, sambil berdoa," ucapnya Hannan saat ditemui SURYA, Jumat (3/10/2025).

Seperti orangtua santri lainnya, Hanan berharap anaknya ditemukan dalam keadaan selamat.

"Setiap ada evakuasi hidup. Alhamdulillah, berarti ada yang hidup. Berarti anak saya semakin besar harapan hidup. Karena ada yang evakuasi hidup. Berarti ada yang hidup. Mudah-mudahan Alfatih hidup," ungkapnya.

Selain membaca Al Qur'an, Hanan membaca Sholawat Al-Fatih.

"Saya baca sholawat terus. Sampai munanjat ke Allah, saya namai anak saya dengan Alfatih itu. Saya mengamalkan banyak Sholawat Al-Fatih, Itu pun mudah-mudahan dapat berkahnya ini," tambahnya.

Hingga akhirnya, seorang petugas SAR memberi kabar gembira bahwa Alfatih ditemukan selamat.

"Karena yang evakuasi ini kebetulan murid dari santrinya Bapak, sehingga kenal dengan saya. Tanya ke saya, 'Yai, nama anak Yai dengan siapa?' Alfatih Cakra Buana. Langsung nangis dia, langsung peluk saya. 'Saya yang nyelamatkan barusan Yai, Alfatih Cakra Buana benar ada. Sekarang aku masuk lagi'."

"Saya nangis, sujud syukur, Ya Allah," kata Hanan, mengungkap percakapannya dengan seorang Tim SAR.

Hanan pun berterima kasih kepada tim yang sudah menyelamatkan putranya.

Ia juga berpesan kepada orangtua santri lainnya untuk tidak putus asa atau merasa bersalah saat evakuasi.

Lebih lanjut, Hanan membeberkan komunikasi pertamanya setelah korban dievakuasi. Rupanya Alfatih hanya meminta hal sederhana.

“Dia bilang, belikan es. Katanya haus,” tutur sang ayah tersenyum,

Hanan bercerita, putranya tertidur saat musibah terjadi. Oleh sebab itu, selama tiga hari di bawah puing, Alfatih tak merasakan lapar maupun haus, seolah bermimpi.

“Dia bilang seperti mimpi jalan-jalan. Tidak merasa sakit, tidak merasa takut,” kata Hanan.

Alfatih ditemukan terjebak di ruang sempit, tubuhnya terlindungi tumpukan tanah dan besi yang menahan reruntuhan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Cerita Ayah Alfatih Cakra Buana, Santri Ponpes Al Khoziny Selamat 3 Hari Bertahan, Ungkap Amalan Doa

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Surya.co.id/Pipit Maulidiya, Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved