Sabtu, 4 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Cerita Saidi Tunggu Kabar Cucu yang Hilang di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ingat Pesannya ke Korban

Kakek Saidi masih menunggu kabar sang cucu, Muhammad Adam Fidiansyah yang menjadi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025).

/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
PENGAMBILAN DNA - Petugas dari Biddokkes Polda Jatim mengambil sampel DNA keluarga korban bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Kisah Kakek Saidi menunggu kabar sang cucu, Muhammad Adam Fidiansyah yang menjadi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 

Pria berusia 67  itu, mengingatkan cucunya agar selalu berhati-hati dan menjadi anak sholeh.

Kini, Saidi belum bisa bertemu cucunya lagi.

Ia sempat pulang ke rumah, namun kembali lagi ke posko evakuasi menanti kabar sang cucu.

PONPES AMBRUK - Kakek Saidi (67) warga Sidoarjo, Jawa Timur hanya bisa menunggu kabar cucunya yang hilang di reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo. Cucunya bernama Muhammad Adam Fidiansyah.
PONPES AMBRUK - Kakek Saidi (67) warga Sidoarjo, Jawa Timur hanya bisa menunggu kabar cucunya yang hilang di reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo. Cucunya bernama Muhammad Adam Fidiansyah. (Kompas.com/Izatun Najibah)

Meski begitu, wajah sang cucu seolah hadir dalam mimpinya, seakan masih hidup, bisa ia tatap dan peluk.

“Mata saya terbayang-bayang dia masih hidup. Jadi seperti berhalusinasi, di rumah pulang sebentar gak kuat akhirnya ke sini lagi,” ungkapnya.

  • Pesan Terakhir Muhammad Mashudulhaq, Korban Meninggal

Tragedi ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny juga menyisakan duka mendalam bagi keluarga Muhammad Mashudulhaq.

Dikutip dari Surya.co.id, Muhammad Mashudulhaq adalah santri asal Kabupaten Sampang, Madura, yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden Ponpes Al Khoziny.

Mashudulhaq dinyatakan meninggal dunia, setelah tertimpa reruntuhan bangunan saat sedang melaksanakan salat Asar berjamaah.

Jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya, Desa Majengan, Kecamatan Jrengik, Sampang, pada Selasa (30/9/2025).

Sebelum meninggal dunia, Mashudulhaq sempat berkomunikasi dengan orang tua sebelum kejadian.

Menurut kesaksian keluarga, Mashudulhaq mengungkapkan rasa kasihan terhadap ibunya, yang kini dikenang sebagai pesan terakhir sebelum musibah.

"Sebelum tragedi, adik saya sempat bilang kasihan kepada ibunya. Lalu beberapa hari kemudian kami mendapat kabar duka itu," ungkap saudara korban, Achmad Rizal Romdoni, Jumat kemarin.

Rizal mengaku, tidak menyangka bahwa ucapan tersebut menjadi kata perpisahan terakhir dari Mashudulhaq.

Mashudulhaq diketahui telah menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo selama 2 tahun terakhir.

GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).
GEDUNG PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Petugas SAR Gabungan mengevakuasi korban reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Kakek Saidi masih menunggu kabar sang cucu, Muhammad Adam Fidiansyah yang menjadi korban runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Jumat (3/10/2025). (SAR Surabaya via KOMPAS.com)

Baca juga: Kisah Nanang, Santri Selamat dalam Tragedi Musala Ambruk, Tak Kapok Nyantri di Ponpes Al Khoziny

  • Cerita Ayah Alfatih Cakra Buana, Santri Selamat

Sementara itu, cerita haru datang dari keluarga korban yang selamat, Alfatih Cakra Buana.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved