Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Nanang, Santri Selamat dalam Tragedi Musala Ambruk, Tak Kapok Nyantri di Ponpes Al Khoziny

Nanang mengaku tidak kapok untuk nyantri di Ponpes Al Khoziny meski sempat menjadi korban ambruknya mushala tiga lantai.

Tribun Jatim/Kukuh Kurniawan
TETAP NYANTRI- Nanang Saiful Rizal (16) yang merupakan santri asal Kota Malang dan menjadi korban selamat ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo saat menunjukkan lukanya ketika ditemui TribunJatim.com, Jumat (3/10/2025). Meski mengalami trauma, ia tetap bertekad kembali ke ponpes untuk melanjutkan pendidikannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang santri bernama Nanang Saiful Rizal (16) yang selamat dari tragedi musala ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku tidak kapok untuk kembali nyantri.

Hal ini diungkapkannya setelah sempat berjuang menyelamatkan diri usai menjadi salah satu korban ambruknya musala pada Senin (29/9/2025) lalu.

Nanang merupakan santri yang telah menuntut ilmu di Ponpes Al Khoziny sejak tahun 2022 dan duduk di kelas 1 Madrasah Aliyah (MA).

"Eman (Sayang sekali) kalau sekolahnya berhenti. Saya tetap akan kembali ke pondok," katanya pada Jumat (3/10/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

Kini, setelah selamat dari tragedi tersebut, Nanang telah pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Kedunkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

Namun, meski bertekad untuk tetap menuntut ilmu di Ponpes Al Khoziny, Nanang mengaku masih memiliki trauma pascainsiden tersebut.

Baca juga: Tim SAR Gunakan Dua Metode untuk Cari Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Tekad Nanang itu pun didukung oleh sang ayah, Sunardi (44). Ia mengaku tetap memotivasi sang anak agar tidak mengalami trauma.

"Anak saya harus tetap semangat dan tidak boleh takut. Dia harus tetap kembali ke pondok untuk melanjutkan pendidikannya," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Nanang turut menceritakan detik-detik robohnya musala hingga dirinya berhasil selamat.

Ketika itu, dia menyebut seluruh santri tengah menunaikan ibadah salat Ashar berjamaah di lantai dasar musala.

Lalu, di saat yang bersamaan, ada sejumlah tukang yang tengah melakukan proses pengecoran di lantai paling atas. Para tukang itu, cerita Nanang, turut dibantu oleh santri lain.

Kemudian, ketika salat masih berlangsung, Nanang mengaku melihat bambu berjatuhan dan bangunan dalam kondisi bergetar.

Para santri yang tengah salat pun langsung berlarian karena panik.

"Saat salat masih berlangsung dan memasuki rakaat ketiga, bambu-bambu dari atas berjatuhan ke bawah. Lalu, bangunan bergetar seperti kena gempa dan para santri langsung panik berlarian," ujarnya.

Nahas, Nanang tertimpa reruntuhan bangunan musala yang ambruk bersama rekannya sesama santri.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved