13 Tahun Kereta Bebas Asap, DPR Justru Minta Gerbong Khusus Perokok
KAI larang merokok di kereta sejak 2012, DPR usulkan gerbong khusus perokok, Gibran prioritaskan fasilitas kelompok rentan.
Sebelumnya Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Nasim Khan menjadi perbincangan publik usai mengusulkan adanya gerbong kereta khusus untuk tempat merokok pada rangkaian kereta jarak jauh.
Usai pernyataan dalam rapat dengar pendapat di DPR bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) ini berujung viral, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan bahwa fakta di lapangan, banyak mereka yang mau merokok terpaksa sembunyi-sembunyi, seperti di dalam toilet, sambungan gerbong atau ke peron ketika kereta berhenti.
"Faktanya, di lapangan, masih ada yang merokok sembunyi-sembunyi di toilet atau sambungan gerbong, keluar stasiun, area publik dan itu lebih berbahaya. Dengan adanya ruang khusus, justru bisa lebih aman dan tertib," kata Nasim kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).
Ia menyatakan, usulannya tersebut adalah suara aspirasi masyarakat dan penumpang perokok yang tidak terakomodasi.
Nasim cuma mau para pemangku kebijakan mendengar aspirasi ini dan mencari titik temu agar hak dan kenyamanan penumpang sama-sama terjaga.
“Usulan terkait adanya ruang atau gerbong khusus merokok di kereta muncul dari keluhan penumpang perokok yang merasa tidak terakomodasi."
"Saya bukan sedang membela rokok, tetapi ingin mencari titik temu agar hak dan kenyamanan semua penumpang tetap terjaga," katanya.
Legislator PKB ini berharap usulannya bisa ditinjau sebagai wacana jangka panjang atau uji coba terbatas pada beberapa rute kereta jarak jauh.
"Usulan ini bisa saja ditinjau sebagai wacana jangka panjang atau bahkan diuji coba secara terbatas di beberapa rute jarak jauh."
"Intinya, saya ingin menegaskan bahwa DPR terbuka terhadap aspirasi masyarakat dan selalu mencari solusi terbaik bagi kepentingan publik," pungkas dia.
Sementara itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming merespon soal usulan kontroversi anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan agar PT KAI menyediakan gerbong khusus perokok pada kereta jarak jauh.
Gibran mengatakan dalam merumuskan sebuah kebijakan, termasuk di dalam kereta, perlu ada skala prioritas yang jelas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Dalam perumusan perumusan sebuah kebijakan ya, itu ada yang namanya skala prioritas," kata Gibran di stasiun Solo Balapan, Solo, Jawa Tengah, Minggu, (24/8/2025).
Gibran mengatakan apabila PT Kereta Api memiliki anggaran yang cukup maka sebaiknya digunakan untuk meningkatkan fasilitas bagi kelompok rentan.
Menurutnya penyediaan fasilitas kelompok rentan lebih mendesak ketimbang, menyediakan fasilitas untuk merokok.
"Jika ada ruang fiskal, ya kalau pendapat saya pribadi, lebih baik diprioritaskan untuk misalnya ibu hamil, ibu menyusui, balita, lansia, kaum difabel," katanya.
Gibran mengatakan prioritas sekarang ini adalah ruang laktasi di gerbong, serta toilet yang memadai. Sehingga kata Wapres ibu-ibu bisa mengganti popok bayi di kereta dengan lebih nyaman.
"Saya kira itu lebih prioritas. Sekali lagi, dalam perumusan sebuah kebijakan ada skala prioritasnya," pungkasnya.
KAI Tebar Promo Spesial HUT ke-80, Tiket Kereta Hanya Rp80 Ribu dan Diskon hingga 30 Persen |
![]() |
---|
Apkasi Plong, Transfer ke Daerah Pada APBN 2025 Bertambah Meski Belum Ideal |
![]() |
---|
DPR Kritik Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina, Berpotensi Monopoli dan Langgar UU Migas |
![]() |
---|
Komisi I DPR Desak Kemenlu Prioritaskan Keselamatan WNI di Tengah Demo Besar Prancis |
![]() |
---|
Menkeu Purbaya Bicara soal Industri Rokok Imbas Tingginya Cukai: Jangan Bunuh Industri Sendiri! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.