Rabu, 1 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

MBG Dipelesetkan Jadi Makan Beracun Gratis, DPR: Korban Nyata, Bukan Lelucon

MBG dipelesetkan jadi Makan Beracun Gratis. DPR sedih, korban keracunan terus bertambah. Apa yang sebenarnya terjadi? Baca selengkapnya.

|
Penulis: Fersianus Waku
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
KERACUNAN MBG - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat pada Rabu (24/9/2025). 

Ringkasan Utama

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini dipelesetkan publik sebagai “Makan Beracun Gratis” dan “Makan Belatung Gratis” di media sosial. DPR menyebut fenomena ini sebagai alarm serius atas hilangnya kepercayaan publik, menyusul hampir 9.000 kasus keracunan anak-anak sejak program diluncurkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi bahan lelucon publik.

Dalam rapat kerja bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Charles mengungkapkan bahwa MBG dipelesetkan menjadi “Makan Beracun Gratis” dan “Makan Belatung Gratis” menyusul temuan makanan tak layak konsumsi di lapangan.

“Kontennya banyak Pak, lucu-lucu. MBG sekarang dipelesetin jadi Makan Beracun Gratis, Makan Belatung Gratis, makanan berbahaya dan lain-lain,” kata Charles di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Ia juga menyoroti satir yang menyebut Kepala BGN sebagai “ahli serangga” karena belatung ditemukan dalam nasi MBG.

“Fotonya banyak beredar. Ada teks Kepala BGN ‘ahli serangga’ karena bisa ada belatung di nasi MBG. Lucu-lucu, tapi menyedihkan,” ujarnya.

Charles menilai fenomena ini sebagai indikator hilangnya kepercayaan publik terhadap MBG. Ia mendesak pembenahan mendasar agar program tidak terus menjadi sumber trauma.

“Saya sedih melihat ini. Harus ada langkah besar untuk mengembalikan kepercayaan publik,” tegasnya.

Baca juga: Ribuan Anak Keracunan MBG, Legislator PDIP: Tugas Kami Memang Menggonggong

Sejak diluncurkan pada Januari 2025, program MBG telah mencatat 6.517 kasus keracunan makanan hingga akhir September menurut data BGN. Kasus terbanyak terjadi di Pulau Jawa, termasuk lonjakan signifikan di Garut dan Bandung Barat.

Namun, data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi.

Per 27 September 2025, JPPI mencatat total 8.649 anak mengalami keracunan akibat konsumsi MBG, dengan 3.289 kasus baru hanya dalam dua pekan terakhir.

JPPI juga mengungkap temuan makanan basi, ulat, dan serangga dalam menu MBG di sejumlah daerah. Di Kabupaten Bandung Barat, lebih dari 1.000 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan massal, mulai dari muntah, diare, hingga pingsan di ruang kelas.

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyebut bahwa kegagalan sistemik dalam pengawasan dan sertifikasi dapur MBG telah mengubah program gizi menjadi sumber trauma bagi anak-anak.

“Tangis anak-anak pecah di ruang kelas, antrean panjang di rumah sakit, keresahan orang tua, dan trauma makan MBG adalah bukti nyata bahwa program ini gagap mencapai tujuan,” ujar Ubaid.

Baca juga: Prabowo Ungkit Nilai 11 di Pilpres 2024, Anies: Mata Kedutan, Apa Ada yang Ngomongin Ya?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved