Minggu, 5 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Banyak Kasus Siswa Keracunan MBG, Komisi X DPR Minta BGN Membuka Diri, Harus Kolaborasi dengan Pemda

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian menilai BGN harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan sekolah untuk mencegah kasus keracunan MBG.

Tribunjabar.id / Rahmat Kurniawan
KERACUNAN MBG - Korban keracunan menu MBG terus berdatangan di GOR Kecamatan Cipongkor Bandung Barat, Senin (22/9/2025). Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian menilai BGN harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan sekolah untuk mencegah kasus keracunan MBG. 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian, menanggapi soal banyaknya kasus siswa keracunan akibat mengonsumsi makan bergizi gratis atau MBG yang diberikan oleh pemerintah.

Lalu menilai, dengan banyaknya kasus keracunan MBG ini, maka harus ada evaluasi yang dilakukan.

Terlebih, pihaknya juga menemukan adanya dapur-dapur MBG yang belum memiliki Lisensi higienitas.

"Jadi untuk daerah-daerah hari ini yang mengalami keracunan di beberapa sekolah, di daerah-daerah lain ya tentu harus dievaluasi."

"Namun temuan juga adalah bahwa dapur-dapur yang menyajikan makanan tersebut ternyata ada yang belum memiliki Lisensi higienitas. Nah, inilah yang perlu harus dievaluasi," kata Lalu dalam Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kamis (25/9/2025).

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani. (ist)

Selain itu, Lalu menilai Badan Gizi Nasional (BGN) yang diamanahi untuk mengurus Program MBG dari Presiden Prabowo Subianto ini harus bisa membuka diri.

BGN harus bisa melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai stakeholder, terutama pemerintah daerah.

BGN juga harus berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan di daerah dan juga sekolah agar nantinya program MBG yang menjadi program unggulan dari pemerintahan Prabowo-Gibran ini bisa berjalan maksimal, serta tidak ada lagi kasus serupa.

"Nah, oleh sebab itu yang saya sampaikan di awal tadi bahwa kerja kolaborasi inilah yang diperlukan. Jadi, BGN harus membuka diri bekerja sama dengan pemerintah daerah. Enggak apa-apa anggarannya dari tetap di BGN."

Baca juga: 2 Hal Bakal Diselidiki Dedi Mulyadi soal Keracunan MBG di Jabar, Sebut Bisa Buat Anak Trauma

"Kemudian ya tentu BGN harus tetap membuka diri. Kemudian dengan melibatkan seluruh stakeholder pendidikan di daerah tersebut ya, Dinas Pendidikan, kemudian sekolah dan sebagainya," jelas Lalu.

Selain BGN, pemerintah daerah juga harus memiliki inisiatif untuk melakukan pengawasan MBG ini.

Terutama pengawasan dalam mutu makanan yang diberikan siswa, serta proses produksi MBG itu sendiri.

"Nah, itulah (pengawasan dari Pemda) yang harus dilakukan. Jangan sampai menunggu siswa keracunan baru bergerak," tegas Lalu.

Pencegahan kasus keracunan ini juga perlu dilakukan, mulai dari penyediaan bahan baku, proses pemasakan makanan, hingga proses distribusi.

"Nah, ini kan perlu harus ada apa namanya pencegahan dari awal mulai dari penyediaan bahan baku, kemudian proses masak sampai dengan ke distribusi," pungkasnya.

Keracunan MBG Massal di Bandung Barat, KLB Ditetapkan

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus keracunan siswa di Kecamatan Cipongkor, Jawa Barat.

Data terbaru, lebih dari 1.000 siswa diduga menjadi korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

Data tersebut merupakan akumulasi dari dua kali peristiwa keracunan MBG

‎Meski begitu, status KLB tersebut belum akan diperluas ke seluruh Jawa Barat. 

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, fokus utama pemerintah saat ini adalah keselamatan para peserta didik.

Baca juga: 24 Siswa Keracunan Menu MBG di Ketapang, Diduga akibat Ikan Hiu Filet Saus Tomat

‎"Yang paling penting anak-anak segera ditangani. Alhamdulillah semuanya sudah dirawat, mudah-mudahan bisa segera pulih," ujar Herman usai menghadiri Gebyar PKH 2025 di Bale Sawala Yudistira, Kabupaten Purwakarta, Rabu (24/9/2025).

Herman juga menekankan, insiden keracunan massal ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.

Untuk mengatasi masalah keracunan MBG ini, Herman menyebut Pemprov Jawa Barat dan BGN akan melakukan penelusuran penyebab keracunan.

Evaluasi menyeluruh juga akan dilakukan agar keracunan MBG ini tak terulang lagi.

Untuk penetapan KLB, Herman menyebut saat ini masih dalam lingkup Bandung Barat saja.

Baca juga: 2 Wilayah Jabar Terjadi Keracunan Massal MBG dalam 3 Hari, Korban Tembus 1.040 Siswa

Soal ditingkatkan atau tidaknya status KLB ini menjadi se-Jawa Barat, Herman mengaku masih belum.

Saat ini pihaknya masih melakukan evaluasi dan perbaikan secara komprehensif.

‎"Apakah KLB akan ditingkatkan se-Jawa Barat? Jawabannya belum. Ini masih dievaluasi. Keselamatan anak-anak nomor satu, setelah itu perbaikan harus dilakukan secara komprehensif," ucapnya.

‎Ia juga mengingatkan, meski MBG merupakan program nasional, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pelaksanaannya berjalan aman.

‎"Program ini harus sukses, tapi tidak boleh mengorbankan kesehatan anak-anak," ujar Herman.

Baca juga: Siswa SMK di Sukabumi Diduga Alami Keracunan MBG, Rasakan Gatal, Muntah Lemas Usai Santap Spageti

Siswa yang Keracunan MBG Capai 1.000 Orang

GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan
GELOMBANG 2 KERACUNAN - Kondisi siswa yang mengalami keracunan MBG saat dirawat di GOR Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu 24 September 2025./Rahmat Kurniawan (rahmat kurniawan/tribun jabar)

Keracunan MBG di Bandung Barat pertama kali terjadi dua hari lalu, pada Senin (22/9/2025) dengan korban 475 siswa di Kecamatan Cipongkor.

Hari ini, Rabu (24/9/2025) kejadian serupa kembali terjadi di dua kecamatan, Cipongkor dan Cihampelas. 

Dari data sementara, ada 500 korban di Kecamatan Cipongkor dan 60 korban di Kecamatan Cihampelas.

Jika diakumulasikan, menunjukkan ada 1.035 siswa yang menjadi korban keracunan MBG di Bandung Barat.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengatakan telah meninjau langsung korban-korban keracunan MBG di Bandung Barat. Dia memastikan, penanganan terhadap korban berlangsung dengan baik dan lancar.

Baca juga: Ramai Berita Keracunan Program MBG, Pemerintah Perkuat Pengawasan dan Evaluasi

"Saya sudah cek satu-satu. Memastikan semua anak tertangani dengan baik. Karena itu kami kerahkan petugas kesehatan. Pak Sekda (Bandung Barat) dengan semua puskesmas yang ada di Bandung Barat dikerahkan ke sini," kata Herman di Kecamatan Cipongkor, Rabu (24/9/2025).

Herman menjelaskan, ada 3.800 paket MBG yang dibagikan ke sekolah-sekolah di Kecamatan Cipongkor hari ini, Rabu (24/9/2025). Dari jumlah tersebut, ada 500 siswa yang mengalami keracunan.

Di Kecamatan Cihampelas, ada 1.600 paket sajian MBG yang dibagikan ke sekolah-sekolah dan sekitar lebih dari 50 siswa yang terdata menjadi korban keracunan.

"Teridentifikasi 500 yang mengeluh (keracunan) dan langsung kami tangani, di Cihampelas. Dan yang Cihampelas teridentifikasi tadi ada 50 lebih, karena dinamis," ujar Herman.

Baca juga: Gejala Keracunan Massal Pelajar Usai Menyantap Sajian MBG di Cipongkor: Mual, Muntah, Sesak

Untuk data keracunan di Kecamatan Cihampelas Bandung Barat, Kepala Puskesmas Cihampelas Edah Jubaedah mengkonfirmasi jika data sementara ada 60 siswa yang mengalami keracunan.

"Betul ada 60, siswa SMKN 1 Cihampelas," kata Edah.

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ade Zakir mengkonfirmasi data terbaru korban keracunan MBG yang terjadi pada Senin (22/9/2025). Data terbaru menunjukkan jika korban keracunan di hari tersebut mencapai 475 siswa.

"Untuk kejadian hari senin itu ada 475 siswa yang terdata mengalami keracunan," kata Ade Zakir di Kantor Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Rabu (24/9/2025).

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)

Baca berita lainnya terkait Program Makan Bergizi Gratis.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved