Senin, 29 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

2 Hal Bakal Diselidiki Dedi Mulyadi soal Keracunan MBG di Jabar, Sebut Bisa Buat Anak Trauma

Dedi Mulyadi mengungkapkan dua hal yang bakal diselidiki terkait maraknya keracunan MBG di Jabar.

Tribunnews.com/ Taufik Ismail
KERACUNAN MBG DI JABAR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi usai mengikuti pelantikan Kepala Daerah di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Dedi Mulyadi mengungkapkan dua hal yang bakal diselidiki terkait maraknya keracunan MBG di Jabar. 

TRIBUNNEWS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, buka suara mengenai maraknya kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya.

Meski baru-baru ini kasus keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tembus 842 korban, Dedi mengatakan pihaknya tidak akan serta-merta langsung menghentikan program tersebut.

Ia menyebut Pemprov Jabar bakal mengevaluasi pihak penyelenggara dan makanan yang disajikan.

Dua hal itu, kata Dedi, akan menjadi objek penyelidikannya untuk mengetahui apakah ada kendala dalam penyajian MBG.

"Yang harus kami lakukan itu lihat dulu, penyelenggara mampu atau tidak. Kedua, makanan yang disajikan sesuai harga atau tidak. Dua hal itu yang akan jadi objek penelitian saya," jelas Dedi di Bale Pakuan, Bogor, Rabu (24/9/2025), dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Dedi menyoroti buruknya manajemen program MBG. Ia menilai ada ketidakseimbangan antara jumlah penerima layanan dan tenaga yang tersedia.

Baca juga: Isi Menu MBG Diduga Penyebab Keracunan 842 Siswa di KBB, Berasal dari 2 Dapur Berbeda

Dedi juga menyebut penyajian makanan juga kerap kurang tepat.

Sebab, ada beberapa makanan yang dimasak tengah malam, mamun baru disajikan keesokan siangnya.

Pola itu, sebut Dedi, bisa meningkatkan risiko makanan basi yang berbuntut keracunan massal.

"Yang dilayaninya sekian ribu orang, kemudian jumlah yang melayaninya hanya sedikit, ditambah lagi jarak yang ditempuh jauh, kemudian ditambah lagi juga ingin memberikan layanan secara sekaligus."

"Misalnya, masaknya jam 1 malam atau masaknya jam 12 malam, disajikannya jam 12 siang, kan jarak waktunya lama," urai Dedi.

Ia pun mengkhawatirkan, jika tidak dilakukan evaluasi dan perbaikan secara menyeluruh, kasus keracunan MBG di Jabar akan kembali terulang.

Dedi lantas mengatakan, kasus keracunan MBG bisa memicu trauma pada anak.

Pasalnya, anak akan enggan mengonsumsi menu MBG karena takut keracunan.

"Itu menimbulkan trauma, traumanya adalah anak yang harusnya mendapat asupan gizi, itu kan menjadi keracunan, kan menjadi trauma."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan