Minggu, 5 Oktober 2025

Apa yang Terjadi di Pulau Enggano? 4 Bulan Warganya Terisolasi, Prabowo Teken Inpres Pembangunan

Presiden Prabowo Subianto meneken Inpres pembangunan untuk Pulau Enggano setelah selama empat bulan warganya terisolasi dari dunia luar.

DOK. AMAN Bengkulu via Kompas.com
WARGA ENGGANO TERISOLASI - Warga Pulau Enggano nekat menyewa kapal nelayan secara patungan untuk membawa hasil bumi meski harga sewa kapal sangat mahal. Sejak 26 Maret 2025, warga Pulau Enggano terisolasi hingga menyebabkan hasil bumi sulit terjual dan kesulitan mengakses layanan medis. 

"Saya biasa kirim yang Rp300 ribu untuk dua minggu. Kini sudah tidak bisa. Anak saya mengeluh, saya cuma bilang sabar, pisang belum laku," kisah Iwan, Minggu (22/6/2025).

Lebih lanjut, Iwan menyebut sempat ada kapal dari tauke pisang Kota Bengkulu.

Namun, harga jual yang ditawarkan jauh dari normal, yakni Rp20 ribu per tandan.

Padahal, Iwan mengungkapkan, harga jual pisang biasanya mencapai Rp55 ribu.

Tidak hanya pada sektor pertanian, kehidupan sehari-hari warga Pulau Enggano juga terganggu buntut mereka terisolasi.

Mereka menghemat pembelian token listrik hingga penggunaan Perusahaan Daerah Air Minum  (PDAM) sebab tidak ada penghasilan masuk.

"Token, PDAM, kan tidak bisa diutang. Jadi saya isi setengah saja, yang penting lampu hidup," ujar Susi, ibu rumah tangga di Desa Malakoni.

Petani di Enggano Rugi hingga Rp 2 Miliar Tiap Bulannya

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Fahmi Arisandi, membeberkan kerugian ekonomi yang dialami warga Pulau Enggano buntut krisis transportasi sejak 26 Maret 2025.

"Kami melakukan perhitungan bersama masyarakat adat dan kepala suku. Akibat pendangkalan pelabuhan, hasil bumi tidak bisa diangkut. Kerugian sekitar Rp 2 miliar setiap bulan," jelas Fahmi saat dihubungi, Sabtu (21/6/2025).

Kerugian itu dialami petani dan nelayan yang meliputi sebagai berikut:

  • Pisang: 320 ribu tandan dengan total berat 672 ton, tidak terjual. Harga Rp40 ribu per tandan. Kerugian Rp1,15 miliar per bulan.
  • Jantung pisang: Sebanyak 560 karung dengan harga jual Rp60 ribu per karung, kerugian Rp33,5 juta.
  • Daun pisang: Sebanyak 160 karung dengan harga jual Rp50 ribu per karung, kerugian Rp8 juta.
  • Ikan laut sebanyak 32 ton umumnya kualitas ekspor, kerugian Rp640 juta.
  • Melinjo sebanyak 400 kilogram, kerugian Rp20 juta.
  • Kelapa sebanyak 32 ton, kerugian Rp72 juta.
  • Kakao sebanyak 500 kilogram, kerugian Rp40 juta.
  • Pinang sebanyak 3,2 ton, kerugian Rp25 juta.

Kesulitan Akses Layanan Medis

Krisis transportasi di Pulau Enggano juga membuat warga kesulitan mengakses layanan medis lantaran pesawat selalu penuh dan kapal laut harus berlabuh jauh dari pantai.

Untuk pergi berobat menggunakan pesawat, warga harus antre dan melakukan pemesanan tiket minimal satu bulan sebelum keberangkatan.

Sebab, rute ke dan dari Pulau Enggano hanya dilayani maskapai Susi Air dengan kapasitas 12 kursi dan jadwal pemberangkatan dua kali seminggu.

"Bahkan kursi untuk tiga bulan ke depan sudah banyak dipesan. Ada warga yang sampai memohon menukar tiket karena orang tuanya kritis di rumah sakit," kisah warga Kota Bengkulu yang baru kembali dari Pulau Enggano, Harry Siswoyo, Jumat (20/6/2025).

Diketahui, pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, menjadi penyebab warga Pulau Enggano terisolasi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved