Jumat, 3 Oktober 2025

Putri Zulkifli Hasan Ungkap Tantangan RI Terkait Perubahan Iklim dalam Forum Internasional di Rusia

Ketua Fraksi PAN DPR RI tersebut menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa

HO/Dok Pribadi
PERUBAHAN IKLIM - Putri Zulkifli Hasan dalam forum internasional Nevsky International Ecological Congress ke-11 di Tavrichesky Palace, St. Petersburg, Rusia. (HO/Dok Pribadi) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Putri Zulkifli Hasan, menyampaikan pidato resmi mewakili parlemen Indonesia dalam forum internasional Nevsky International Ecological Congress ke-11 di Tavrichesky Palace, St. Petersburg, Rusia.

Dalam sesi utama bertajuk “Talent is Key: How to Get Young People Involved in the Environment”, Putri menyampaikan pandangan strategis Indonesia dalam mendorong keterlibatan generasi muda dalam agenda lingkungan hidup dan ekonomi hijau.

Ketua Fraksi PAN DPR RI tersebut menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, menghadapi tantangan lingkungan yang sangat kompleks. 

“Indonesia menghadapi berbagai tantangan lingkungan besar, termasuk deforestasi, polusi plastik, dan dampak perubahan iklim,” kata Putri, dalam keterangannya, Minggu (25/5/2025).

Putri juga menyampaikan bahwa generasi muda Indonesia menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan. 

“Sekitar 90 persen generasi muda menyatakan kekhawatirannya terhadap perubahan iklim, dan semakin banyak dari mereka yang terlibat dalam aktivisme lingkungan serta tertarik pada pekerjaan di sektor hijau,” ujarnya.

Baca juga: Putri Zulkifli Hasan jadi Saksi Kebucinan Fuji dan Verrell Bramasta: Tim Cengir Aja Kita

Dalam pidatonya, Putri menekankan bahwa Indonesia berada di titik awal revolusi lapangan kerja hijau. 

“Pemerintah melalui Low Carbon Development Initiative (LCDI) dan Kebijakan Energi Nasional telah menetapkan target ambisius, seperti peningkatan bauran energi terbarukan hingga 23 persen pada 2030, restorasi jutaan hektare lahan gambut yang rusak, dan pengurangan drastis sampah plastik,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini diproyeksikan menciptakan sekitar 1,8 juta lapangan kerja hijau di berbagai sektor, termasuk energi surya, panas bumi, pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan ekowisata.

Putri juga menyoroti kolaborasi internasional yang telah membuka peluang pelatihan vokasi, seperti kerja sama dengan Jerman dalam mendirikan pusat pelatihan teknologi energi terbarukan. 

Ia memberikan contoh program lokal yang digagas pemuda, seperti Solar Sister Indonesia dan Waste4Change, yang membuktikan bahwa anak muda mampu menghadirkan solusi lingkungan berbasis inovasi.

Namun demikian, ia tidak menutup mata terhadap tantangan yang masih dihadapi. 

“Kami melihat adanya kesenjangan keterampilan, persepsi bahwa pekerjaan hijau tidak menjanjikan secara ekonomi, dan hambatan regulasi serta investasi,” ujarnya.

Putri menekankan bahwa pemberdayaan generasi muda adalah keharusan, bukan pilihan. 

“Dengan pendidikan, pengembangan keterampilan, kebijakan yang inklusif, dan partisipasi yang bermakna, Indonesia dapat membentuk generasi pemimpin lingkungan yang mampu menjaga warisan alam kita dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Putri.

 

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved