Prevalensi Merokok Capai 69 Juta Jiwa, Tembakau Alternatif Opsi Kurangi Perokok
Paido mengungkapkan berhenti merokok total sering kali sulit dilakukan karena gejala putus nikotin (withdrawal).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO) Paido Siahaan mengungkapkan berhenti merokok total sering kali sulit dilakukan karena gejala putus nikotin (withdrawal).
Sementara produk tembakau alternatif menawarkan solusi yang lebih realistis bagi perokok dewasa.
“Oleh karena itu, kami mendorong Pemerintah Indonesia untuk mengadopsi pedekatan pengurangan bahaya tembakau seperti yang dilakukan Inggris dengan regulasi yang mendukung inovasi dan edukasi yang akurat,” ujar Paido melalui keterangan tertulis, Selasa (20/5/2025).
Paido menyadari, meski produk tembakau alternatif merupakan opsi yang tepat buat beralih dari kebiasaan merokok.
Namun maraknya kampanye negatif justru menjadi penghambat bagi perokok dewasa untuk menggunakan produk rendah risiko tersebut.
Dengan prevalensi merokok di Indonesia sudah mencapai 69 juta jiwa, kampanye negatif terhadap produk tembakau alternatif hanya semakin menghalangi dalam menurunkan jumlah perokok.
“Kampanye negatif, baik yang disengaja maupun akibat misinformasi, menciptakan persepsi keliru di masyarakat bahwa vape atau produk tembakau alternatif lainnya sama berbahayanya dengan rokok," katanya.
Tak hanya itu, penyalahgunaan untuk mengonsumsi narkoba juga makin memperparah citra produk tembakau alternatif.
Menurut Paido, penyalahgunaan menjadi tantangan yang berat karena mengaburkan fakta tentang potensi produk tembakau alternatif.
Untuk memperkecil ruang penyalahgunaan, maka diperlukan penegakan hukum yang ketat. Tentunya juga perlu didukung dengan peningkatan edukasi bagi publik.
“Edukasi tersebut untuk menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif adalah alat untuk perokok dewasa, bukan untuk non-perokok atau sebagai sarana penyalahgunaan zat terlarang," jelas Paido.
Kajian dari Office for Health Improvement and Disparities (2022) dan Royal College of Physicians (2024) di Inggris Raya menegaskan produk tembakau alternatif efektif untuk mengurangi kebiasaan merokok.
Profesor Ilmu Adiksi di Universitas East Angel sekaligus Pemimpin Redaksi Riset Nikotin dan Tembakau, Caitlin Notley, menjelaskan kedua laporan tersebut menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.
“Produk tembakau alternatif menawarkan pedekatan pengurangan bahaya untuk mendukung orang beralih merokok. Banyak di antaranya mungkin telah mencoba dan gagal menggunakan pendekatan berhenti total,” kata Prof. Noetly.
Selama ini, lanjutnya, produk tembakau alternatif diterpa dengan informasi-informasi menakutkan seperti dampak penggunaannya bagi kesehatan.
Sektor Padat Karya Tertekan Produk Ilegal, DPR Akan Investigasi dan Rekomendasikan Solusi |
![]() |
---|
Alasan Khawatir PHK Massal, KSPI Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Tarif Cukai hingga 3 Tahun |
![]() |
---|
Menteri Keuangan Berganti, Kebijakan Moratorium Kenaikan Pajak Diharapkan Tetap Konsisten |
![]() |
---|
Pelaku Industri Dukung Upaya Pemerintah Berantas Rokok Elektrik Ilegal |
![]() |
---|
Singapura Samakan Vape dengan Narkoba, Indonesia Mengkhawatirkan, Bakal Hadapi Lonjakan Pengguna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.