Siapa 'Nepo Kids' dan Mengapa Mereka Jadi Pemicu Kemarahan Masyarakat di Nepal?
Sebelum demo besar-besaran mengguncang negara Nepal, beredar foto di media sosial yang menunjukkan gaya hidup anak pejabat di Nepal.
Penulis:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa ‘nepo kids’ dan mengapa mereka memicu kemarahan generasi muda Nepal?
Sebelum demo besar-besaran mengguncang negara Nepal, Selasa (9/9/2025) waktu setempat, beredar foto di media sosial yang menunjukkan gaya hidup mewah anak-anak dari elit politik negara tersebut.
Foto-foto ini diberi tagar #nepokids, yang merujuk pada anak muda yang mendapatkan keuntungan dari koneksi keluarga mereka.
"Nepo kids" di Nepal, yang menggunakan versi singkatan dari nepotisme, serupa dengan konsep populer di Barat.
Di sana, istilah "nepo kids" dan "nepo babies" digunakan untuk merujuk pada anak-anak istimewa dari selebritas dan tokoh masyarakat lainnya.
Perilaku anak-anak pejabat ini membuat geram masyarakat di negeri yang sebagian besar warganya hidup dalam kemiskinan, memperlihatkan kesenjangan sosial yang dalam.
Banyak warga Nepal mengutuk mereka karena dianggap tidak peka di negara di mana seperempat penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
Para pejabat dan politisi Nepal dituding berpraktik koruptif, kurangnya transparansi dalam penggunaan dana publik, dan dugaan memakai anggaran negara untuk gaya hidup mewah keluarga mereka. Padahal, gaji resmi mereka terbilang rendah.
Sebagai bagian dari tren media sosial #nepokids di Nepal, netizen Nepal mengunggah video dan unggahan ke TikTok dan X yang memperlihatkan anak para tokoh politik Nepal sedang berlibur mewah dan mengenakan pakaian mahal.
Masih dalam postingan tersebut, gambar kemewahan para nepo kids, disandingkan dengan adegan perjuangan sehari-hari warga Nepal biasa.
Di antara gambar yang paling sering dibagikan adalah foto yang diklaim menunjukkan putra seorang menteri berpose dengan kotak-kotak berlabel Louis Vuitton dan Cartier yang disusun menjadi pohon Natal.
Video lain menggabungkan foto-foto yang diklaim sebagai putra seorang mantan hakim sedang makan di restoran mewah dan berpose di samping mobil Mercedes.
"Ribuan video semacam itu menjadi tren di seluruh ekosistem digital Nepal," kata Raqib Naik, direktur eksekutif dari Center for the Study of Organized Hate, sebuah kelompok pengawas yang berbasis di Washington yang melacak ekstremisme dan misinformasi daring di Asia Selatan dan komunitas diasporanya.
Kontras "antara hak istimewa elit dan kesulitan sehari-hari menyentuh hati para Gen Z dan dengan cepat menjadi narasi sentral yang mendorong gerakan ini," katanya.
Demo Besar Gen Z di Nepal, Gedung Dibakar, Menteri Ditelanjangi dan Diarak |
![]() |
---|
Menkeu Nepal Dikejar hingga Dikeroyok Warga, Aksi Demo Dipimpin Gen Z Makin Parah |
![]() |
---|
Satpam PN Jaksel Ungkap Pernah Dititipkan Tas Berisi Dolar Singapura dan 2 Hp oleh Hakim Djuyamto |
![]() |
---|
Kerusuhan di Nepal: PM Mundur, Menteri Dikejar Warga, Gedung Parlemen Dibakar |
![]() |
---|
KPK Ungkap Niat Jahat di Balik Pembagian Kuota Haji Tambahan 2024, Ada Pertemuan Rahasia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.