Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Mesir Melatih Ratusan Warga Palestina untuk Peran keamanan di Gaza

Mesir melatih ratusan warga Palestina untuk memikul tanggung jawab keamanan di Gaza, kata Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty

Editor: Muhammad Barir
khaberni/tangkap layar
Personel keamanan Otoritas Palestina. Mesir melatih ratusan warga Palestina untuk memikul tanggung jawab keamanan di Gaza setelah perang berakhir, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan kepada  Al Arabiya dalam sebuah wawancara yang belum ditayangkan. 

Namun, para pemimpin sayap kanan ekstrem Israel telah menerimanya sebagai cetak biru bagi pemukiman kembali Israel di Gaza. Para anggota parlemen sayap kanan mengadakan konferensi pekan lalu , yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengenai pencaplokan Jalur Gaza oleh Israel dan mewujudkan "Gaza Riviera".

Pada hari Senin, kabinet Israel mengadakan pertemuan di mana para menteri dilaporkan membahas pendudukan Israel di Gaza dan secara resmi mencaplok sebagian wilayahnya, setelah perundingan gagal di Qatar minggu lalu mengenai kemungkinan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sekitar dari 50 sandera yang ditawan di sana oleh Hamas.

Visi Israel tersebut bertentangan dengan visi yang diajukan oleh Mesir dan Liga Arab, yang membayangkan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat memerintah Gaza pascaperang sebagai batu loncatan menuju negara Palestina. Liga Arab kembali mendukung gagasan tersebut dalam sebuah deklarasi pada hari Selasa di konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.

"Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina, dengan keterlibatan dan dukungan internasional, sejalan dengan tujuan Negara Palestina yang berdaulat dan merdeka," demikian isi deklarasi tersebut.

Dokumen tersebut juga mengecam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang. "Kami juga mengecam serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza dan infrastruktur sipil, pengepungan, dan kelaparan, yang telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang dahsyat dan krisis perlindungan," katanya.

Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir menyusul laporan meluasnya kelaparan di Gaza. Sebagai tanggapan, negara-negara Eropa telah mengancam Israel dengan berbagai langkah. Prancis menyatakan akan mengakui negara Palestina, sementara Inggris menyatakan akan mengikuti langkah tersebut kecuali Israel mengakhiri perang di Gaza dan berupaya mencapai perdamaian dengan Palestina.

Israel telah menolak status negara Palestina sebagai hadiah bagi Hamas atas serangan 7 Oktober, dan mengatakan pengakuan atas negara tersebut akan semakin menjauhkan perdamaian antara kedua belah pihak.


Dalam cuplikan wawancara dengan Saudi, Abdelatty mengatakan bahwa Mesir masih berkomitmen untuk mencapai gencatan senjata dan mengadakan pembicaraan harian dengan Qatar dan Amerika Serikat di tengah upaya untuk mencapainya. Ia menuduh Israel menggunakan makanan sebagai senjata, dan mengatakan bahwa kelaparan di Gaza "di luar imajinasi."

 

 

 

SUMBER: THE CRADLE, THE TIMES OF ISRAEL

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved