Konflik Palestina Vs Israel
Netanyahu Gunakan Dalih Hubungan Hamas-Qatar untuk Bela Serangan Israel di Doha
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memantik kontroversi setelah membela serangan militer Israel ke Doha, ibu kota Qatar.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memantik kontroversi setelah membela serangan militer Israel ke Doha, ibu kota Qatar pada 9 September 2025 lalu.
Di mana Netanyahu menyebut adanya 'hubungan erat' antara Hamas dan negara Teluk tersebut sebagai alasan utama.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers pada Selasa (16/9/2025), di mana ia juga mengumumkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump usai menyampaikan pidato di Majelis Umum PBB.
“Trump mengundang saya ke Gedung Putih. Saya akan bertemu dengannya... setelah pidato saya di PBB,” kata Netanyahu, dikutip dari Al-Arabiya.
Namun pernyataan paling mencolok datang ketika Netanyahu menyinggung serangan yang baru saja dilakukan Israel terhadap sebuah kompleks di Doha, tempat di mana para pemimpin Hamas diyakini tengah berkumpul.
Dalam pembelaannya, Netanyahu menuding Qatar telah lama menjadi pelindung Hamas.
"Qatar terhubung dengan Hamas, melindungi Hamas, dan mendanai Hamas. Qatar memiliki pengaruh kuat (yang bisa dimanfaatkan), tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya," ujarnya.
"Oleh karena itu, tindakan kami sepenuhnya dibenarkan," tambahnya.
Israel melancarkan serangan ke Doha pada Selasa (9/9/2025).
Pada pukul 3 sore waktu setempat, beberapa rudal Israel menghantam kawasan West Bay Lagoon, sebuah distrik elite di Doha yang dikenal sebagai pusat diplomatik dan perumahan ekspatriat.
Serangan tersebut, yang disebut Israel ditujukan pada para pemimpin senior Hamas, menewaskan enam orang, termasuk putra dari pejabat tinggi Hamas Khalil al-Hayya dan satu pejabat keamanan Qatar.
Baca juga: PBB: Netanyahu Dalang Genosida di Gaza, Ribuan Warga Palestina Dibunuh dengan Sengaja
Namun, tak lama setelah serangan, Netanyahu sempat menulis di platform X bahwa tindakan militer di Doha adalah “operasi Israel yang sepenuhnya independen".
“Tindakan hari ini terhadap para pemimpin teroris Hamas adalah operasi Israel yang sepenuhnya independen,” tulis postingan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
Ia menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas keputusan menyerang wilayah negara yang sejauh ini menjadi sekutu utama AS di kawasan Teluk.
“Israel memulainya, Israel melaksanakannya, dan Israel bertanggung jawab penuh," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.