Minggu, 5 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

3 Hal tentang Skandal Signal: Jurnalis Tak Sengaja Masuk ke Grup Chat Pejabat Pemerintahan Trump

Seorang jurnalis tak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat pejabat AS. Grup itu membahas rencana serangan terhadap Yaman.

Tangkap layar YouTube Sky News
RENCANA PERANG BOCOR - Tangkap layar YouTube Sky News pada 25 Maret 2025, memperlihatkan laporan mengenai grup chat pejabat AS yang dimasuki jurnalis AS. Seorang jurnalis tak sengaja dimasukkan ke dalam grup obrolan pemerintah Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM – Seorang jurnalis secara tidak sengaja ditambahkan ke dalam grup obrolan aplikasi perpesanan Signal yang berisi pejabat tinggi pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Dalam grup tersebut, mereka membahas rencana serangan militer rahasia terhadap target Houthi di Yaman.

Trump sebelumnya telah meluncurkan kampanye serangan militer skala besar terhadap Houthi awal bulan ini dan memperingatkan Iran, pendukung utama kelompok tersebut, untuk segera menghentikan dukungannya.

Serangan udara dilaksanakan hanya dua jam setelah jurnalis tersebut menerima informasi rahasia ini.

Mengutip SBS News, berikut tiga hal yang perlu diketahui mengenai skandal ini:

1. Kronologi

Pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg, mengatakan bahwa ia secara tidak sengaja ditambahkan ke grup obrolan Signal bernama "Houthi PC Small Group" pada 13 Maret 2025.

Goldberg mengklaim grup tersebut berisi pejabat tinggi pemerintahan Trump yang tengah mendiskusikan serangan militer yang akan segera terjadi.

Obrolan tersebut tampaknya melibatkan 18 tokoh senior, termasuk:

  • Wakil Presiden AS JD Vance,
  • Menteri Pertahanan Pete Hegseth,
  • Menteri Luar Negeri Marco Rubio,
  • Direktur CIA John Ratcliffe,
  • Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard,
  • Menteri Keuangan Scott Bessent,
  • Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles,
  • Seorang perwira intelijen aktif yang tidak disebutkan namanya,
  • Serta pejabat senior Dewan Keamanan Nasional lainnya.

Dalam artikelnya di The Atlantic berjudul "The Trump Administration Accidentally Texted Me Its War Plans", Goldberg membagikan pengalamannya dalam grup tersebut, lengkap dengan tangkapan layar percakapan.

Menurutnya, pesan-pesan dalam grup berisi rincian rahasia mengenai target serangan, senjata yang akan dikerahkan AS, serta strategi operasi.

Baca juga: Donald Trump Sebut Lukisannya di Gedung DPR Colorado Jelek, Siapa Senimannya?

Ia juga mengungkap bahwa penasihat keamanan nasional Michael Waltz menugaskan wakilnya, Alex Wong, untuk membentuk "tim macan" guna mengoordinasikan serangan ini.

Awalnya, Goldberg meragukan keaslian grup tersebut.

Namun, setelah membaca isi obrolan, ia menyadari bahwa serangan udara benar-benar diluncurkan hanya dua jam setelah informasi tersebut dibagikan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengonfirmasi bahwa grup tersebut tampaknya asli.

Di bawah hukum AS, menyalahgunakan atau salah menangani informasi rahasia dapat dianggap sebagai kejahatan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved