Minggu, 5 Oktober 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

3 Hal tentang Skandal Signal: Jurnalis Tak Sengaja Masuk ke Grup Chat Pejabat Pemerintahan Trump

Seorang jurnalis tak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat pejabat AS. Grup itu membahas rencana serangan terhadap Yaman.

Tangkap layar YouTube Sky News
RENCANA PERANG BOCOR - Tangkap layar YouTube Sky News pada 25 Maret 2025, memperlihatkan laporan mengenai grup chat pejabat AS yang dimasuki jurnalis AS. Seorang jurnalis tak sengaja dimasukkan ke dalam grup obrolan pemerintah Donald Trump. 

Selain itu, penggunaan Signal—yang memungkinkan pesan terhapus otomatis—memunculkan dugaan pelanggaran terhadap undang-undang pencatatan federal.

2. Isi Obrolan

Percakapan dalam grup tidak hanya membahas strategi militer, tetapi juga berisi perdebatan internal mengenai serangan tersebut.

Dalam sebuah pesan, akun yang diklaim sebagai Vance mengekspresikan kekhawatiran terkait alasan dan waktu serangan:

"Hanya 3 persen perdagangan AS melewati Terusan Suez, sementara 40 persen perdagangan Eropa bergantung padanya. Ada risiko besar bahwa publik tidak memahami ini atau mengapa kita perlu bertindak. Alasan utama untuk melakukan ini, seperti yang dikatakan POTUS, adalah untuk mengirim pesan."

Di pesan lain, akun Vance mempertanyakan konsistensi strategi Trump:

"Saya tidak yakin presiden menyadari betapa kontradiktifnya hal ini dengan pesan kebijakannya terhadap Eropa. Ada argumen kuat untuk menunda serangan selama sebulan, memberi waktu untuk menyampaikan alasan di balik tindakan ini, dan melihat bagaimana dampaknya terhadap ekonomi."

Obrolan juga mengungkap sikap skeptis terhadap peran AS dalam membantu sekutu Eropa.

Akun yang diidentifikasi sebagai Vance menulis:

"@PeteHegseth, kalau menurutmu kita harus melakukannya, ayo."

Baca juga: Rencana AS Serang Houthi Yaman Bocor di Grup Chat, Trump Anggap Sepele

"Saya benci menyelamatkan Eropa lagi."

"Mari kita pastikan pesan kita di sini tepat."

Hegseth membalas:

"VP: Saya sepenuhnya setuju dengan kebencianmu terhadap Eropa yang tidak bertanggung jawab. Itu MENYEDIHKAN."

Goldberg menilai penggunaan Signal untuk membahas strategi keamanan nasional sebagai tindakan yang "sangat sembrono."

3. Reaksi

Skandal ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai bagaimana pemerintahan Trump menangani informasi rahasia serta potensi pelanggaran Undang-Undang Spionase AS.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved