Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Persaingan Israel dan Turki, Pertarungan antara 'Israel Raya' dan 'Neo-Ottomanisme' di Suriah

Pada bulan Januari, Komite Pemeriksaan Anggaran Keamanan dan Pembangunan Kekuatan Israel – yang dikenal sebagai Komite Nagel, sesuai dengan nama ketua

Editor: Muhammad Barir
Engin Yapici /Unsplash
Ilustrasi suasana di Eminonu, Istanbul, Turki dilihat dari laut. 


Sementara pejabat Israel telah membenarkan tindakan tersebut sebagai sesuatu yang diperlukan untuk "memastikan keamanan," infrastruktur permanen yang sedang dibangun – dari lokasi militer, jalan, dan bahkan permukiman – mengungkapkan agenda yang lebih ambisius. 


Israel selalu memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh kerentanan musuh-musuhnya, dan tidak pernah meninggalkan impian untuk memperluas perbatasannya kapan pun dan di mana pun ia memiliki kesempatan.

Ketegangan Israel dengan Turki terkait Suriah hanya dapat dipahami sepenuhnya dalam konteks aspirasi regionalnya yang lebih luas. 

Baik saat berhadapan dengan Iran, Turki, atau negara-negara Arab, tujuan utama Israel tetap tidak berubah: mempertahankan dominasi regional dengan memanfaatkan ketidakstabilan demi keuntungannya.

Saat Ankara menegaskan pengaruhnya di Suriah, Tel Aviv melihat adanya ancaman ganda: satu ancaman langsung, dengan faksi-faksi bersenjata yang berpotensi menargetkan Israel, dan ancaman jangka panjang, dengan Turki muncul sebagai pesaing regional yang kuat. 


Respons strategis Israel, mulai dari melobi Washington hingga mempertahankan sanksi Suriah hingga memperluas kehadiran militer di utara, mencerminkan upaya terencana untuk melawan kedua ancaman tersebut.

Pada akhirnya, persaingan antara Israel dan Turki di Suriah bukan hanya tentang pengaturan pascaperang; ini adalah gambaran kecil dari perjuangan yang lebih besar untuk supremasi regional. 


Saat kedua negara bermanuver untuk membentuk masa depan Asia Barat, persaingan mereka siap untuk mendefinisikan ulang kawasan tersebut selama bertahun-tahun yang akan datang.

Saat Israel meningkatkan peringatannya tentang ambisi hegemonik dan pengaruh militer Turki di Suriah, kemitraan yang dulu strategis itu terurai menjadi persaingan mendalam yang dapat membentuk kembali kawasan tersebut.

Tulisan ini diterjemahkan dari tulisan opini Mohamad Hasan Sweidan di lansir dari The Cradle.


SUMBER: THE CRADLE

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved