Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Yakin Hubungan Arab Saudi-Israel Masih Bisa Mesra, AS Ubah Permainan, Jadikan Iran Musuh Bersama?

Situasi di Gaza, Palestina, membuat upaya AS menormalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi terhambat. Namun, bukan berarti peluang tertutup.

Editor: Willem Jonata
AFP
Bendera Arab Saudi, AS, dan Israel. 

Situasi tersebut tentu saja menjadi tantangan dalam upaya menormalisasi Arab Saudi-Israel.

Lantas apa yang harus dilakukan?

AS akan memanfaatkan pertemuan pejabat Hamas-Israel di Kairo yang difasilitasi oleh Mesir. Sementara AS dan Qatar hadir sebagai mediator.

Pertemuan itu diharapkan untuk mengakhiri pertempuran dan membebaskan tahanan. 

“Dengan mengakhiri perang secepatnya, kesepakatan seperti itu akan membuka jalan bagi kebangkitan jangka pendek dari kesepakatan normalisasi Israel-Saudi," ucap John Hannah, seorang pejabat senior Gedung Putih di era pemerintahan George W. Bush seperti dikutip Semafor.

Dengan mengakhiri perang di Gaza, menurut peneliti Jewish Institute for National Security of America tersebut, akan mengubah permainan untuk melawan tantangan Iran yang lebih strategis dan signifikan di kawasan Timur Tengah.

"Ini merupakan tujuan utama AS," sambung John.

Diketahui, Amerika Serikat murka setelah tiga tentaranya tewas di Yordania, dekat perbatasan Suriah, dalam serangan diduga dilakukan kelompok militan yang didukung Iran.

Presiden AS Joe Biden meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam serangan tersebut.

Bahkan senator dari Partai Republik mendesak Biden untuk memerintahkan tentara AS melancarkan serangan dengan target langsung ke Iran.

Untuk memuluskan rencana mengakhiri perang, ada desas-desus untuk mengasingkan para pemimpin Hamas, terutama mereka yang dianggap sebagai inisiator atau penggagas serangan 7 Oktober 2023.

Pemerintah Israel telah membahas secara internal rencana untuk mengizinkan beberapa pemimpin militer senior Hamas untuk berlindung di negara ketiga di Timur Tengah, mungkin Aljazair, Qatar atau Arab Saudi.

Hal itu dilakukan sebagai langkah untuk mempercepat berakhirnya perang di Jalur Gaza dan membentuk kepemimpinan politik baru di wilayah Palestina.

Inisiatif jangka panjang ini, dijelaskan kepada Semafor oleh orang-orang yang mengetahuinya dari pejabat senior Israel dan Amerika.

Informasi itu mencakup pengasingan pejabat tinggi Hamas yang diyakini mendalangi dan melaksanakan serangan teroris pada 7 Oktober di Israel selatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved