Senin, 29 September 2025

Industri Kayu Hadapi Tantangan Bahan Baku, ISWA Dorong Inovasi Kayu Rekayasa

Industri kayu di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, terutama terkait keterbatasan bahan baku

Penulis: Sanusi
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
TANTANGAN INDUSTRI - Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) Soewarni. Soewarni bilang teknologi berkelanjutan menjadi kunci untuk menjawab tantangan industri ke depan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri kayu di Indonesia tengah menghadapi tantangan besar, terutama terkait keterbatasan bahan baku berkualitas dan persepsi publik terhadap ketahanan material kayu.

Di tengah kondisi tersebut, Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menegaskan pentingnya inovasi kayu rekayasa sebagai solusi masa depan.

ISWA atau Indonesian Sawmill and Woodworking Association adalah asosiasi yang mewadahi para pelaku industri penggergajian dan pengolahan kayu di Indonesia.

 

Organisasi ini berperan aktif dalam mendorong pengembangan industri kayu nasional yang berkelanjutan, inovatif, dan berdaya saing global.

Dalam ajang Archify Live Jakarta 2025 yang digelar Kamis (26/9/2025), ISWA menyuarakan komitmennya untuk mendorong pemanfaatan kayu rekayasa (engineering wood) yang lebih tahan lama, stabil, dan ramah lingkungan.

Dewan Penasehat ISWA, Soewarni, menyebut bahwa teknologi berkelanjutan menjadi kunci untuk menjawab tantangan industri ke depan.

“Industri kayu harus mampu menciptakan material yang tidak hanya kuat dan awet, tapi juga menjaga stabilitas dimensi dan mendukung kelestarian lingkungan,” ujar Soewarni.

Salah satu contoh transformasi nyata ditampilkan oleh anggota ISWA, PT Jaya Cemerlang Industry. Perusahaan ini berhasil mengubah kayu plantation menjadi material premium dengan teknologi efisien, minim limbah, dan menuju konsep zero waste.

Kolaborasi riset bersama IPB University menunjukkan bahwa kayu hutan tanaman dapat dimodifikasi menjadi produk bernilai tinggi dan tahan lama.

Ketua Departemen Hasil Hutan IPB University, Dr. Istie Sekartining Rahayu, menjelaskan bahwa metode modifikasi kayu yang dikembangkan memadukan perlakuan panas dan larutan kimia ramah lingkungan. Hasilnya, kayu menjadi lebih kuat, tahan jamur, dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Namun, penerapan teknologi ini masih terbatas. Jaya Cemerlang Industry menjadi pionir yang berani mengimplementasikannya dan membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan akademisi.

“Inovasi ini bisa meningkatkan kualitas kayu cepat tumbuh menjadi material bernilai tinggi. Jika lebih banyak industri mengadopsi, kita bisa kurangi ketergantungan pada kayu hutan alam,” kata Istie.

Wakil Ketua Umum ISWA Bidang R&D dan Regulasi, Jimmy Chandra, menyoroti bahwa keraguan masyarakat terhadap ketahanan kayu akibat rayap dan kelembaban sering menimbulkan kerugian besar, bahkan sebelum masa kredit rumah selesai.

“Inovasi kayu modifikasi adalah jawaban penting. Dengan perlakuan panas dan treatment kimia ramah lingkungan, kayu bisa lebih stabil, tidak mudah menyusut, melengkung, atau retak,” jelas Jimmy.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan