Senin, 29 September 2025

Koperasi Desa Merah Putih

Perluas Akses Listrik, Koperasi Desa Merah Putih Didorong Dapat Mengelola Energi Bersih

Skema pengembangan serta model bisnis baru bagi koperasi di sektor energi perlu dipetakan dan disusun secara sistematis.

Istimewa
ENERGI BERSIH - Diskusi publik dengan tema “Pendekatan Koperasi Hijau dan Peluang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam Proyek Strategis Nasional 100 GW PLTS”, di Jakarta, belum lama ini. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt di berbagai wilayah.

PLTS merupakan sistem yang mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi listrik, umumnya menggunakan panel surya dan efek fotovoltaik.

Direktur Eksekutif Rumah Energi, Sumanda Tondang, menyampaikan, target pemerintah 100 gigawatt energi terbarukan, dengan kontribusi 80 persen melalui Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) menjadi upaya yang sejalan dengan target ketahanan pangan.

Baca juga: PLTS Baseload Pertama di Filipina Resmi Beroperasi, Perkuat Portofolio Pertamina NRE

Melalui diskusi publik dengan tema “Pendekatan Koperasi Hijau dan Peluang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam Proyek Strategis Nasional 100 GW PLTS”, Rumah Energi ingin mengajak semua pemangku kepentingan untuk memberikan gagasan dan konsep bagaimana sektor energi di pedesaan dapat terlaksana melalui PLTS, dan tentunya menciptakan langkah konkret sehingga koperasi menjadi agen perubahan yang nyata.

"Dengan begitu, masyarakat memiliki daya dalam mengupayakan kemandirian energi bersih serta mendorong terciptanya Indonesia berdaya," papar Sumanda dikutip Minggu (28/9/2025).

Menurutnya, skema pengembangan serta model bisnis baru bagi koperasi di sektor energi perlu dipetakan dan disusun secara sistematis agar pengelolaannya mampu mendorong terciptanya ekosistem ekonomi, sosial, dan lingkungan di perdesaan.

Selain itu, turut memperluas distribusi listrik bagi masyarakat desa terpencil yang masih minim akses kelistrikan.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Produksi Kementerian Koperasi, Elviandi menyampaikan, PLTS dapat menjadi sumber pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat, sekaligus pendapatan koperasi melalui penjualan energi yang terjangkau.

Ia menyebut, dampak dari adanya PLTS yang dikelola koperasi akan berdampak ekonomi dan sosial yang besar, seperti memperluas akses listrik yang andal.

"Sehingga mendukung aktivitas produktif, mendukung rantai pasok energi terbarukan, mempercepat transisi energi sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca, menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan tangguh iklim, menciptakan lapangan kerja baru di bidang energi terbarukan, dan yang terpenting memberantas kemiskinan energi," paparnya.

Kepala Balai Besar Survei dan Penguatan Ketenagalistrikan EBTKE Kementerian ESDM, Harris mengungkap, faktanya ada banyak desa yang sudah ada koperasinya namun belum ada listriknya. Sehingga potensi koperasi bisa membentuk atau mengelola penyediaan listrik PLTS sangat berpotensi.

“Koperasi energi melalui PLTS akan mendukung kegiatan produktif, seperti desa nelayan yang ada tantangan terhadap cold storage, bisa dikolaborasikan dengan PLTS. Membangun pompa yang bisa digerakan oleh tenaga matahari untuk pertanian bisa dikelola oleh koperasi,” ujarnya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan