Garuda Indonesia Ingin Tambah Pesawat Boeing, Menhub Dudy: Kami Tak Punya Alasan Menolak
Sepanjang armada pesawat baru yang didatangkan itu laik terbang dan tersertifikasi, Kementerian Perhubungan tak punya alasan untuk menolaknya.
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengaku tak ingin membatasi langkah Garuda Indonesia yang berencana menambah armada pesawat Boeing untuk meningkatkan layanannya.
Menurut dia, sepanjang armada pesawat baru yang didatangkan itu laik terbang dan tersertifikasi, Kementerian Perhubungan tak punya alasan untuk menolaknya.
"Kita juga tidak ingin membatasi, misalnya harus ini, harus itu. Jadi sepanjang itu layak, layak terbang dan tersertifikasi, kita tidak punya alasan untuk menolak," kata Dudy kepada wartawan, Rabu (9/7/2025).
Baca juga: Danantara Suntik Rp6,67 Triliun ke Garuda Indonesia, Komisi VI DPR Akan Kawal: Ini Bukan Bailout
Dia juga tak menampik bahwa ada masukan dan catatan dari berbagai pihak terhadap pesawat baru dari Boeing yang dipilih Garuda. Namun, ia meyakini Garuda memiliki alasan yang kuat dalam memilih pesawat tersebut.
Untuk itu, Dudy menyatakan bahwa Kemenhub juga terbuka bila pesawat baru yang akan didatangkan Garuda Indonesia itu sesuai persyaratan keamanan dan keselamatan yang telah tersertifikasi.
"Saya rasa Garuda punya ekspertis atau punya kompetensi untuk menilai pesawat mana yang menurut Garuda dan yang layak untuk dioperasikan oleh Garuda," ucap dia.
Mengutip Kompas.id, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana mendatangkan 50-75 pesawat baru dari Boeing. Detail seputar pengadaan itu belum diungkap. Maskapai berjanji akan mengumumkan rinciannya setelah perjanjian disepakati.
Rencana itu disoroti sejumlah pihak, khususnya terkait kinerja keuangan PT Garuda Indonesia. Pada tahun 2024, maskapai itu mencatat kerugian bersih 69,78 juta dollar AS atau Rp 1,13 triliun (kurs Rp 16.180 per dollar AS).
Baru-baru ini, Garuda Indonesia mendapat stakeholder loan atau pinjaman dari pemegang saham dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebesar Rp 6,65 triliun.
Adapun rencana pengadaan pesawat Boeing saat ini masih dijajaki Garuda Indonesia dengan Boeing, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat. Garuda berencana memesan 50-75 pesawat bertipe 737 Max dan 787.
"Kami masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing, bukan (dari) lessor (perusahaan penyewa). Beli sama pabrik. Ini masih dalam pembicaraan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (3/7/2025) sore.
Akankah Qatar Menyesal Hadiahi Donald Trump Pesawat 'Istana di Langit' setelah Serangan Israel? |
![]() |
---|
Legislator PAN Ungkap Alasan Menolak Rencana Merger Pelita Air dengan Garuda Indonesia |
![]() |
---|
Pertamina Sebut Pelita Air akan Digabung degan Garuda Indonesia |
![]() |
---|
FlyJaya Terbangi Rute Jakarta-Jember Tiap Selasa-Kamis Mulai 18 September 2025 |
![]() |
---|
Airlangga Update Perkembangan Kerja Sama Pembelian Pesawat Boeing dan Migas dengan AS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.