Danantara Suntik Rp6,67 Triliun ke Garuda Indonesia, Komisi VI DPR Akan Kawal: Ini Bukan Bailout
Keberhasilan penyelamatan Garuda akan membawa multiplier effect besar terhadap perekonomian nasional.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi VI DPR menyambut positif keputusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menyuntikkan investasi hingga Rp6,67 triliun kepada PT Garuda Indonesia (Persero).
Langkah ini dinilai sebagai kebijakan strategis yang tidak hanya menyelamatkan aset negara, tetapi juga memperkuat ketahanan sektor penerbangan nasional di tengah tantangan global.
Anggota Komisi VI DPR, Ahmad Labib menegaskan, suntikan modal dari Danantara bukan semata-mata bantuan keuangan, melainkan investasi terukur yang diarahkan pada revitalisasi operasional, peningkatan fleet efficiency, serta penguatan struktur keuangan Garuda Indonesia pasca restrukturisasi utang.
Baca juga: Danantara Suntik Modal Garuda Indonesia Senilai Rp 6,65 Triliun
“Kita harus melihat Garuda sebagai flag carrier yang tidak bisa diperlakukan seperti perusahaan swasta biasa. Keberadaan Garuda menyangkut simbol negara, konektivitas antardaerah, dan kedaulatan udara nasional,” ujar Ahmad dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).
Dia menilai dengan masuknya Danantara sebagai investor akan ada kontrol ketat terhadap penggunaan dana, transparansi belanja modal, serta orientasi pada peningkatan load factor, yield, dan kinerja keuangan Garuda secara keseluruhan.
“Bantuan ini tidak boleh menjadi ‘bailout’ yang hilang begitu saja. Ini adalah investasi strategis negara yang harus dikawal hasilnya. Komisi VI akan meminta laporan berkala atas realisasi dan dampaknya bagi publik,” tambahnya.
Dia juga berharap, suntikan dana dari Danantara bisa mempercepat pembukaan rute strategis, penguatan layanan kargo, dan ekspansi rute internasional yang sebelumnya ditutup karena krisis keuangan.
Ahmad mengingatkan, keberhasilan penyelamatan Garuda akan membawa multiplier effect besar terhadap perekonomian nasional.
“Kita bicara soal lapangan kerja, keberlangsungan sektor aviasi, pemulihan pariwisata, hingga ketahanan logistik. Danantara melihat ini dengan kacamata strategis, bukan sekadar investasi finansial jangka pendek," paparnya.
Lebih lanjut Ahmad mengatakan, keterlibatan Danantara mencerminkan paradigma baru dalam pengelolaan BUMN, di mana negara tidak lagi harus bergantung penuh pada penyertaan modal negara (PMN), tetapi mendorong skema pembiayaan alternatif yang berbasis pada prinsip bisnis, return on investment, dan tata kelola yang lebih agile.
“Ini yang kami dorong di DPR, BUMN tetap berorientasi pada pelayanan publik, tapi juga harus dikelola secara profesional, dengan pengawasan melekat dari lembaga keuangan negara yang punya otoritas investasi seperti Danantara," ucapnya.
“Danantara sudah menunjukkan kepercayaan. Kini saatnya manajemen Garuda membuktikan bahwa mereka mampu menjadikan investasi ini sebagai katalis perubahan, bukan sekadar penopang kelangsungan,” tambah Ahmad.
Mendagri Terima Kunjungan CIO Danantara, Bahas Penguatan Bidang Pendidikan dan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Menteri Haji Pastikan Prabowo Setujui Pembangunan Kampung Haji Didanai Danantara |
![]() |
---|
Soal Merger dengan Pelita Air, Bos Garuda Indonesia: Masih Penjajakan Awal |
![]() |
---|
Anggota Komisi VI DPR Minta Pertamina Memperkuat Roadmap, dari Biosolar hingga Digitalisasi Layanan |
![]() |
---|
Komisi VI DPR Dukung Integrasi Tiga Subholding Pertamina: Penyelarasan dengan Kebijakan Danantara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.